Menunggu Rasya hingga sadar kembali. Lebih dari tiga puluh menit aku menunggu dan dia masih belum membuka mata. Pada akhirnya, Resa berusaha menghubungi kedua orang tuanya yang berada di pantai, agar kami dapat memanggil tenaga kesehatan atau membawa Rasya ke puskesmas. Makanan yang sudah aku masak, urung tersaji. Rasanya aku lupa dengan perut keroncongan yang tadi kurasakan. Di sini, aku menatap pada pria berkulit putih yang sedang terbaring dan tak sadarkan diri. Entah apa yang terjadi padanya, kenapa dia masih saja memejamkan mata seperti ini? “Kang Rasya tadi sudah sarapan atau belum, Neng?” Tiba-tiba, Bi Sumi datang dan langsung bertanya padaku. Tidak hanya Bi Sumi tapi juga paman pun ikut kemari. Akan tetapi, Mang Sunarya tiba-tiba keluar lagi dan berbicara dengan seseorang