"Hey, bangun!" Suara Si Bella mengejutkanku dan membuat aku terhenyak seketika membuka mata. "Katanya mau nyusul, malah tidur?" protesnya sambil meniup-niup poni melengkungnya. Aku masih berusaha mencerna dengan mengerjap-ngerjapkan mata. Ternyata aku hanya tertidur. Tadi itu hanya mimpi! Ya tenang saja! Hanya mimpi. Aku meraba bagian jantung sekali lagi. Detaknya semakin cepat, terutama ketika .... "Iya, Sayang." Kata itu terngiang lagi. Itu cuma mimpi! Aku menggila jika benar-benar sampai bermimpi seperti demikian. Sudah tidak waras sama sekali. "Haiiiih!" keluhku sambil memukul-mukul meja dengan pelan. "Kamu kenapa, sih?" Aku baru sadar, jika Si Bella ini sudah kembali dari kantin dan sekarang berada di sampingku lagi. "Ah tidak!" Aku mencoba mengabaikan apa yang di