28. Prabu Marah

1010 Kata

Seno tidak bisa menjawab ucapan anak sulungnya itu. Ia hanya bisa mengembuskan napas panjang. Benar kata Ayudia, mereka tidak bisa menerima keadaan seperti saat ini. Mama mereka hanya Arsyanti. Kedua orang tua Ayudia kini bisa melihat sendiri bagaimana kebencian anak-anak Seno pada anak mereka. Bukan hal mudah untuk menjadi ibu sambung. Penolakan itu nyata adanya. Anggi yang seharusnya berada di rumah ini justru memilih tinggal bersama sang kakak. "Kamu yang sabar, Nduk. Mereka tidak tahu jika kami tidak pernah mengharap apa pun dari harta mereka. Kami hanya ingin melihat cucu kami saja." Wanita paruh baya itu bernama Siti berkata dengan menahan air mata kepada Ayudia. "Kalo kamu lelah, rumah kami siap menerimamu dan Zyan," lanjutnya lalu berjalan menuju ke kamar belakang. Meski menjadi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN