Dua manusia berpeluh keringat di sebuah kamar hotel. Sang wanita hanya melenguh nikmat saat menerima hujaman demi hujaman yang diberikan oleh kekasihnya yang terpaut jarak umur 15 tahun darinya.
"Ahhh aku mau c*m!! " desah wanita itu saat menuju pelepasannya.
" Tunggu aku baby " pria matang itu mempercepat hujamannya dan mereka keluar secara bersamaan. Nafas mereka terengah-engah setelah mendapatkan pelepasan mereka. Pria matang yang bernama Harry Dewanto itu mencium kening kekasihnya Vina setelah mereka selesai bercinta.
Wajah Harry tampak seperti menyimpan banyak masalah. Sudah sebulan ini Harry bungkam dan ingin mengatakan sesuatu yang harusnya ia sampaikan pada Vina.
"Sayang kamu kenapa? " tanya Vina sambil memeluk tubuh Harry.
"Maafkan aku Vina harusnya dari kemarin-kemarin aku mengatakannya. Aku ingin kita putus" ucap Harry membuat Vina terkejut dan tak percaya dengan apa yang sudah dikatakan oleh kekasihnya. Mereka sudah pacaran selama 2 tahun. Bahkan Harry adalah orang pertama yang merenggut keperawanannya.
" Apa alasannya? kenapa kamu meminta putus? " tanya Vina dengan getir. Ia sekuat tenaga menahan tangisnya. Vina sangat mencintai Harry sepenuh hati tanpa syarat apapun.
"Aku akan menikah karena perjodohan bisnis jika aku menolak semua aset milikku akan dilimpahkan pada saudara tiriku" jelas Harry.
"Jadi kamu memilih kehilangan aku daripada hartamu? " tanya Vina kecewa.
"Maafkan aku Vina, aku sangat mencintaimu hanya saja aku tak rela semua aset keluargaku jatuh ke tangan saudara tiriku. Kamu bisa menemukan pria yang lebih baik daripada aku" Harry mencium kening Vina lalu beranjak memakai pakaiannya dan pergi begitu saja meninggalkannya. Vina menangis sesenggukan saat Harry pergi begitu saja. Dia sudah seperti lacur yang dipakai secara gratis lalu ditinggalkan bagai seonggok sampai tak berguna.
***
Lima tahun berlalu...
Vina sudah berdamai dengan keadaan. Selama ini ia mengasingkan diri di Australia sambil melanjutkan pendidikan sarjana bisnisnya disana. Vina bahkan melewatkan pernikahan mamanya dengan seorang pria yang sampai kini tidak Vina lihat.
Saat Harry meninggalkannya Vina tidak menyadari jika dirinya hamil 4 minggu. Vina melahirkan seorang putra yang diberi nama Raka Aditya.
"Sayang... ini mama nak" sapa Vina dengan mata berkaca-kaca. Wajah Raka sangat mirip dengan Harry. Vina dibantu oleh Stefani sahabatnya saat melahirkan Raka. Raka juga diasuh oleh bibi dan paman Stefani. Mereka memperlakukan Vina seperti anak sendiri. Kehadiran Raka membuat mereka bahagia di usia senja mereka. Vina bersyukur Raka dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Hanya saat Vina merahasiakan hal ini dari keluarganya. Mereka tidak pernah tau jika Vina pernah hamil dan melahirkan.
Sekarang usia Raka sudah 4 tahun. Dia menjadi anak yang pintar dan cerdas. Di umur satu tahun Raka sudah pandai bicara dan berjalan. Di umur dua tahun Raka sudah bisa menulis dan membaca. Di umur 3 tahun Raka sudah bisa mengerjakan pelajaran anak SD. Vina memasukkan Raka di sebuah TK tapi dia malah lebih pintar dari gurunya. Banyak orang yang mengatakan jika Raka adalah anak jenius dan berbakat. Raka suka sekali bereksperimen dan berbicara seperti orang dewasa.
"Raka kamu gak mau main sama teman-temanmu nak? " tanya Vina saat melihat Raka sibuk dengan buku-buku ensiklopedia miliknya.
"Tidak ma, aku tidak suka bermain dengan mereka" jawab Raka.
" Kenapa sayang? apa mereka jahat padamu? " Vina khawatir Raka akan menjadi pribadi yang tertutup dan menarik diri dari lingkungannya. Padahal anak seusia Raka harusnya bermain dengan anak-anak sebayanya.
"Tidak ma, hanya saja bermain itu buang-buang waktu saja. Raka lebih suka belajar" Raka mengembalikan buku ensiklopedia miliknya dan mengambil buku sains pelajaran anak SMA. Vina khawatir dan pernah membawa Raka ke psikolog anak tapi tidak ada yang perlu di khawatirkan. Raka memang berbeda dari anak sebayanya. IQ nya saja mencapai skor 200 melebihi IQ Albert Einstein.
Sudah lama Vina tidak pulang. Berulang kali mamanya memintanya untuk pulang tapi Vina masih ingin berada disini. Tempat tinggalnya penuh dengan kenangan dan luka yang dalam baginya. Dia belum siap jika nanti akan bertemu kembali dengan Harry dan keluarga barunya.
Tapi ada sebuah kabar yang membuat Vina mau tak mau harus segera pulang kerumahnya. Kakeknya jatuh sakit dan terus mencari keberadaannya.
"Vina mama mohon pulanglah kasihan kakek, sepertinya sebentar lagi kakek akan....hiks hiks hiks" mamanya terus menangis memintanya untuk pulang.
"Baiklah ma Vina akan pulang. Jangan menangis lagi ma"
Vina memutuskan untuk kembali pulang ke Jakarta. Dia langsung membeli tiket penerbangan hari itu juga. Vina membawa sedikit baju dan barang karena dia hanya sementara kesana dan akan kembali lagi kesini. Paman Gerald, bibi Anna, Stefani dan Raka ikut mengantar Vina ke bandara.
"Raka mama pergi sebentar saja ya. Kamu disini sama bibi, paman, dan tante Stefani ya" ucap Vina sambil mengusap rambut anaknya.
"Kapan mama kembali lagi? " tanya Raka sambil memegang mainan pesawatnya.
"Mama disana hanya 2 minggu saja dan kembali lagi kesini" jawab Vina sedih. Dia tidak ingin berpisah satu hari pun dengan Raka tapi ini demi kakeknya yang sedang sekarat. Vina tidak punya pilihan lain.
"Baik ma. Pergilah dan hati-hati ya" ucap Raka biasa saja. Dia sudah biasa ditinggal Vina kuliah dan kerja. 2 minggu tidak terlalu lama baginya. Vina memeluk Raka dengan mata berkaca-kaca. Dia cium kening dan kedua pipi anaknya itu.
"Mama akan sangat merindukanmu sayang" ucap Vina dengan bibir bergetar menahan tangisnya. Setelah itu Vina melepaskan pelukannya.
"Bibi, paman, dan Stefani tolong jaga Raka ya. Kalau ada apa-apa tolong hubungi aku" pesan Vina.
"Tenang saja Vina, Raka sudah kami anggap sebagai cucu kami sendiri. Kamu pergilah nanti terlambat naik pesawat" balas bibi Anna. Vina mengusap air matanya. Ia peluk mereka secara bergantian. Lalu dia menggeret kopernya menuju pesawat. Sesekali dia menoleh kebelakang melihat putranya. Bisa dia lihat Raka melambai-lambaikan tangan kepadanya. Akhirnya Vina masuk dan duduk juga di pesawat. Berat baginya meninggalkan Raka dan kembali lagi di Indonesia. Ia berharap tidak akan pernah bertemu dengan Harry lagi. Mungkin saat ini Harry sudah memiliki istri yang cantik dan anak-anak yang lucu.Dia tersenyum miris saat membayangkannya. Apa jadinya jika Harry tau selama ini dia melahirkan anaknya.
Setelah flight selama 7 jam lebih akhirnya Vina sampai di bandara Soekarno Hatta. Vina mengedarkan matanya melihat suasana bandara yang begitu ramai. Dia berjalan keluar lalu menaiki sebuah taksi untuk pulang kerumah kakeknya. Saat sampai disana dia dibuat terkejut karena kakeknya sedang bermain bola kasti di halaman rumah. Perasaan Vina sangat marah karena dia sudah dibohongi oleh mamanya.
"Vina!! kamu kembali sayang" Raisa mamanya Vina sangat senang putrinya kembali setelah 5 tahun tidak kembali dari Australia. Ia peluk tubuh anaknya itu dengan erat untuk melepaskan rasa rindunya.
"Mama bohong sama Vina?! teganya mama berbohong tentang kakek!! " seru Vina marah.
"Maafkan mama nak tapi sudah 5 tahun kamu gak pulang-pulang. Kami semua begitu merindukanmu" ucap Raisa sedih. Vina menghembuskan nafasnya kasar. Dia merasa bersalah karena keegoisannya dan hanya memikirkan perasaannya sendiri dia tidak memikirkan perasaan mamanya apalagi Vina tidak hadir di acara pernikahannya.
"Vina cucuku!! " kakek juga memeluk Vina karena sangat senang melihat cucu kesayangannya pulang. "Kamu gak rindu kakek sayang? ayo masuk dulu biar kopermu dibawa oleh bi Minah" Kakek merangkul Vina masuk kedalam rumah. Mereka masuk kedalam rumah dan berbincang-bincang di ruang tamu.
"Kenapa kamu lama sekali disana sayang? paling tidak setahun sekali pulanglah. Sampai kapan kamu menetap disana? bukannya kuliahmu sudah beres? " tanya kakek.
"Vina kerja disana juga kek maaf" ucap Vina merasa bersalah. Dia juga begitu merindukan mama dan kakeknya.
"Kamu kejam sekali Vina. Kamu bahkan tak datang di acara pernikahan mama, nanti mama akan kenalkan dengan papa tirimu ya" ucap Raisa sambil memeluk lengan Vina.
"Maafin Vina ma"
Tak lama terdengar langkah kaki yang menuju ke arah mereka. Mata Vina terbelalak saat melihat pria yang selama ini ingin dia lupakan. Bahkan mengingat namanya saja Vina tidak mau. Pria itu juga terkejut saat melihat Vina duduk bersama istri dan papa mertuanya.
"Nah itu dia papa tirimu baru pulang. Mas Harry ayo kesini" panggil Raisa. Mata Vina berkaca-kaca dia tidak menyangka mantan kekasihnya menjadi papa tirinya. Kenapa dunia bisa sesempit ini.