Keputusan Alika atas Bimo di perusahaan

1023 Kata
"Kalau begitu Alika minta, tolong lepaskan Alika, Alika tak mau pernikahan seperti ini, Alika ingin berumah tangga secara sehat, dan kalau Mas Bimo tak mau melepaskan Alika, Alika aka. ajukan gugatan cerai....!" Alika berkata dengan tegas kemudian ia berdiri dan hendak berlalu dari mereka semua. "Al, jangan terbawa emosi, duduklah dulu," ucap mama mertua mencoba mencegah Alika untuk berlalu. Diliriknya Bimo tak ada sedikitpun keinginan untuk mencegahnya pergi. "Buat apa Alika bertahan Ma? sedangkan Mas Bimo saja tidak ada niatan untuk itu...!" kata Alika. "Mas, kamu nggak perlu lagi pulang ke rumah, kamu boleh menginap di sini, aku pastikan secepatnya surat cerai akan aku urus. aku akan mengejar kebahagiaanku sendiri mas, aku akan hidup dengan orang yang benar-benar mengharapkanku dan menganggap kehadiranku bukanlah sebuah beban. Mulai saat ini pintu rumahku tertutup untukmu." Alika berlalu tanpa menoleh kembali ke belakang. "Oh ya tentang barang-barang mu nanti akan aku kirim kesini, mulai saat ini kita hidup masing-masing...!" Mama yang mendengar keputusan Alika meraung-Raung meneriaki Alika dan Bimo yang sama-sama tak ingin di satu tempat yang sama. Alika tetap pada pendiriannya, andai bukan Bimo sendiri yang mencegahnya maka keputusan akan berlalu akan tetap di ambilnya. Saat di dalam mobil, Alika menelfon orang kepercayaannya di kantor sang papa, dia ingin menarik ikat pinggang pengeluaran perusahaan bagi Bimo untuk keperluan yang tak jelas. "Mulai saat sekarang Mas Bimo hanya akan menerima gajinya saja sebagai seorang CEO." titah Alika kepada Bu Hana orang kepercayaannya. "Mulai besok kamu tak akan bebas mengeluarkan uang sesuka hatimu lagi mas, karena memang uang itu bukan untukku, entah kamu bodoh atau sengaja, setiap transaksi yang kau lakukan tentu aku akan mengetahuinya, termasuk aliran aliran dana mu yang tak jelas kemana mengalirnya, kecuali bila memang kamu tak mengetahui jika aku juga masih mengawasi perkembangan kantor. Meski kantor aku serahkan ke kamu bukan berarti aku tak memantau semuanya, Ayahku merintis usahanya dari nol, jadi aku tak mau perjuangan Ayahku berakhir di tanganmu, aku orangnya logis Mas, aku rasa aku tak terlalu kejam jika aku hanya menggajimu sesuai jabatanmu, aku tak akan dzolim ke kamu, meskipun kamu dah pun dzolim kepadaku selama pernikahan kita. Dana yang mengalir ke orang tuamu akan berhenti mulai besok, pun dengan dana yang kau alirkan untuk Rosma istrimu juga untuk adik dan kakak mu, semua akan berhenti mulai detik ini juga."Alika bergumam dalam hatinya menelisik yang selama ini tentang ulah Bimo. Alika mulai menyusun rencana apik untuk rumah tangganya dan juga perusahaan Ayahnya. "Bu Hana, anda selalu manager keuangan kepercayaan saya, tolong jangan kecewakan saya, saya mau yang saya perintahkan mulai besok harus di laksanakan, uang yang akan di terima mas Bimo hanya sebatas gajinya sebagai CEO saja, selebihnya tak akan ada dana yang keluar dari rekening perusahaan atas alasan apapun kecuali saya sendiri yang memberi titah..!" tegas Alika kepada Bu Hana orang kepercayaannya. *** "Bimo, apa yang kamu lakukan, kamu tidak dengar Alika bilang apa ha? dia akan menggugat cerai dirimu, kalian akan berpisah Bimo, bagaimana nasib Mama? Bagaimana nasib adik dan Kakakmu? Tentu aliran dana itu akan tersumbat dan nggak akan keluar lagi kalau kalian berpisah...!" teriakan Mama frustasi. "Kenapa sih ma? sudah deh nggak usah berisik, semua masih aman terkendali, aku masih memegang kekuasaan utama di perusahaan itu, berapapun yang Mama minta pasti Bimo turuti. Lagian Alika itu Bucin abis sama aku Ma, dia nggak akan menggunggat cerai aku, dia pasti hanya menggertak saja..!" kata Bimo percaya diri. Bukan tanpa alasan Bimo mengatakan demikian, pasalnya selama pernikahan mereka yang berjalan lebih dari 3 tahun itu Alika tak pernah macam-macam meskipun hak haknya sebagai istri tak di penuhi oleh Bimo. Bagaimana tidak coba? anak pemilik perusahaan yang notabene berpenghasilan bermiliar-miliar hanya di berikan 20 juta saja per bulan sebagai uang nafkah sedangkan istri kedua Bimo yaitu Rosma di beri ratusan juta. Pun dengan orang tua Bimo minimal 50juta akan masuk ke rekening mereka.Adik serta kakaknya pendapat aliran paling sedikit 20juta. Kadang Bimo berfikir Alika ini polos atau bodoh sih di tipu satu keluarga pun tak merasa. "Kalau begitu buktikan pada Mama, besok kamu harus transfer uang ke mama 75 juta, Mama mau umroh bersama teman teman sosialita Mama. inget ya Bim kamu harus mentransfer ke rekening Mama," kata mama tak mau di bantah. "Papa juga butuh 20 juta Bim, ada sesuatu yang mau selesaikan. tolong besok transfer ke Papa ya?" Kata papa sambil berjalan ke kamar tanpa menunggu jawaban Bimo. Belum selesai bahasan mereka tentang uang, kini datang mang Sarif supirnya Alika mengantarkan 2 koper besar. "Maaf Pak Bimo, non Alika menyuruh saya mengantar koper ini kepada Bapak, saya permisi dulu...!" koper di biarkannya berada di tengah pintu tanpa mang Sarif membantu mengangkatnya ke dalam. "Supir sialan, bukannya mengangkatnya ke dalam malah di biarkan teronggok di situ." kata Bimo kesal. "Kamu lihat? Alika tidak main-main dengan ucapannya tadi, Mama nggak mau tahu, besok kalau uang mama tidak bisa cair, awas saja." ancam sang Mama. Saat Bimo tak baik baik saja, tiba-tiba saja Rosma menghubunginya, " Ada apa Ros?" tanya Bimo lembut selembut sutra. "Kok belum nyampe rumah sih mas? kamu nggak singgah di rumah Alika dulu kan? nanti badan kamu bau Alika, aku nggak mau ya mas,?" kata Rosma sedikit merajuk. "Nggak sayang, ini Mas masih di rumah Mama. sebentar nanti mas pulang." jawab Bimo lagi. Tanpa perduli mamanya yang sedang mencak mencak, Bimo memilih pergi pulang ke rumah istri mudanya. Bagi Bimo di sanalah Bimo menemukan kenyamanan ketenangan dan kebahagiaan. Bagi Bimo, Rosma dan anak-anaknya adalah sumber dari semua kebahagiaan itu. Tak selang berapa lama, sampailah Bimo di rumah Rosma, dia di sambut oleh kedua anaknya yang masih kecil-kecil beserta Rosma sang kekasih hati. Kehidupan Rosma benar benar bagai seorang ratu di rumahnya yang megah dan besar, di layani oleh 3 asisten rumah tangga 2 baby sister dan dua orang satpam, juga 2 tukang kebun. Saat di dalam kamar, Rosma berkata dengan manja kepada suaminya tersebut. "Mas, aku pengen kalung berlian ini deh, kayaknya ini nyidamnya si dedek bayi, beliin ya mas..?," Rosma berkata sambil menyodorkan hapenya menunjukkan gambar yang di maksud. "Harganya tidak mahal kok mas, cuma 300 juta saja, beliin ya Mas, kalau mas nggak mau beliin aku bakalan ngambek pokoknya...!"sambung Roma memberi ultimatum kepada sang suami.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN