“Pagi, Pak!” Ken bangkit dari duduknya saat Wisnu masuk ke ruang kerja Rion di perusahaan periklanan tersebut. Ken, sekretaris kepercayaan putranya itu tampak sibuk dengan berkas yang ada di atas meja kerjanya. “Apa Rion di luar kota untuk urusan bisnis?” Ken belum menjawab pertanyaan pimpinan perusahaan itu. Wisnu duduk di sofa, menyalakan cerutu untuk menghisapnya santai. Duduk bersandar sambil menyilang kakinya. Ken segera beranjak untuk duduk sopan di hadapannya. “Ken!” “Ah, itu-” “Di mana Rion? Aku tau kalau dia pergi bukan untuk urusan pekerjaan.” Semua yang terjadi pada Rion masih belum diketahui Wisnu. Ken masih ragu haruskah dia tutup mulut atau menceritakan semuanya. Pasalnya, tragedi kebakaran itu hampir saja melenyapkan anak tertua dari Wisnu Kharisma ini. Tentu keselama