Hukuman untuk para parasit

1222 Kata

“Ayo dong, Sayang. Kita pulang ya? Ibuk juga mau kembali kerja lagi.” “Hiks ... hiks ...” “Sayang, kok malah nangis?” aku mendekati Embun, namun dia terus menolak saat aku akan menggendongnya. Aku kini sedang berada di sekolah Embun, sejak setengah jam yang lalu aku terus berusaha membujuknya yang sejak merajuk. Dia tidak mau pulang, kalau tidak Mas Reiga yang menjemputnya. Anak ini dari kemarin sudah mendiamkan ku, saat tidur pun memilih memeluk guling alih-alih memeluk ku seperti biasanya. Memang sudah satu minggu, Mas Reiga tidak datang menemui Embun. Setelah pertemuan terakhir kami, di cafe minggu lalu. “Embun, au di emput Yayah! Ngak au di emput Ibuk! Ibuk akal cama Yayah.” “Ayah lagi sibuk kerja, Sayang. Makanya ngak bisa jemput Embun, sama Ibuk dulu ya?” Bukannya mendekat ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN