Penyambutan

1394 Kata
"Jadi.. Apakah kapal anak anak itu akan tiba hari ini?" Seorang remaja berpakaian dominan warna hitam itu menatap lurus ke arah luar jendela istana, "Diamlah, Kau menggangguku." Taehyung berucap dengan nada merengek, "Ayolah Jimin, aku tau kau juga menantikan kapal itu kan? ku dengar temanmu itu juga mengikuti upacara tahun ini.'' Jimin tidak menjawab. "Bisa kau kenalkan aku dengan temanmu? Sepertinya dia orang yang hebat karena bisa berteman denganmu. Apakah lebih hebat dariku? ugh aku tidak yakin." Jimin membalikkan badannya menatap Taehyung yang masih tersenyum jahil setelah mengoceh panjang lebar, "tahu apa kau tentang temanku? Sudahlah! jangan dibiasakan untuk mencampuri urusan orang. Kau dan aku bukan orang yang cocok untuk mengobrol." Ucap Jimin tajam lalu pergi meninggalkan Taehyung yang perlahan kehilangan senyumnya. Selalu seperti ini. padahal dirinya hanya mencoba dekat dengan kakak nya sendiri. tapi Jimin selalu memandangnya seperti orang asing. Taehyung memandangi tubuh Jimin yang perlahan hilang di lorong istana. menyisakan dirinya sendirian diatas balkon yang tinggi tanpa siapapun yang bisa ia ajak bicara. Menjadi anggota kerajaan tidak selamanya menyenangkan. seorang putra kerajaan tidak memiliki teman dari kalangan orang biasa karena tidak ada yang berani. sedangkan Taehyung hanya memiliki Jimin. Dan Jimin tidak pernah berperan sebagai teman untuknya. jadi selama ini Taehyung selalu sendiri. "Aku ingin memiliki teman." Gumamnya lirih. .... ** .... Pagi pagi sekali, Taehyung berlari dengan semangat di sepanjang istana. Setelah melakukan beberapa formalitas kerajaan di pagi hari yang memuakkan, akhirnya ia bisa keluar untuk bersenang senang. Kapal anak anak dari kerjaan lain sudah tiba kemarin sore, dan itu berarti mereka sedang berada dipenginapan sekarang. Mengingat Taehyung memiliki pelatihan pedang rutin yang tidak bisa ditinggalakan, membuat dirinya tidak bisa secara langsung menyambut anak anak baru itu. Setelah berlarian di halaman istana selama beberapa menit, akhirnya Taehyung bisa bebas dari penjagaan pengawal yang selalu mengikutinya kemanapun. Remaja itu melangkahkan kakinya ke sebuah pintu kecil dibalik semak semak yang lebat. Tidak ada yang mengetahui perihal jalan pintas ini kecuali dirinya sendiri dan saudaranya——Kim Jimin. Pintu ini sangat kecil untuk ukurannya. Perjalanan menuju keluar kastil memerlukan waktu sekitar 5 menit dengan merangkak. Jalan kecil itu mengarah ke sungai besar yang sangat sepi. Begitu sepi dan jauh dari pedesaan. Tidak ada yang menarik memang, tapi tempat ini selalu menjadi pelarian favorite Taehyung ketika dia suntuk dengan berbagai urusan kerajaan yang membuat kepala nya pusing. Bagaimana dia harus bersikap sopan dan berkharisma setiap ada tamu yang datang. Tak jarang Taehyung selalu menahan kantuk nya setiap perjamuan makan malam antar keluarga. Semua itu membosankan menurutnya. Dia lebih suka alam liar, tenang dan sepi. Membuatnya bebas melakukan apapun. Entah itu berlatih menggunakan pedang, atau hanya sekedar berlarian bersama binatang binatang yang ada dihutan. Alasan mengapa kawasan ini begitu sepi adalah karena ini adalah wilayah ujung dari kerajaan Utopia dan berbatasan langsung dengan kawasan Moors. Tidak ada yang berani mendekat bahkan dari jarak 300 zhang. 300 zhang = 1 kilometer. Samar samar dari kejauhan, Taehyung mendengar suara tusukan. Seperti ada yang menusukkan pisau dengan sengaja kedalam pohon. "Siapa yang berani beraninya merusak kawasanku?!" Ucapnya geram dan langsung berjalan cepat menuju asal suara. Alih alih menemukan seorang perusuh, dia Justru hanya melihat seorang remaja yang terlihat seumuran dengannya. Dengan pakaian yang sangat terkesan biasa saja. Mungkin bukan anggota kerajaan. Remaja itu memegang busur panah di tangannya. Melesatkan anak panah ke arah pohon dihadapannya. Pohon itu berjarak cukup jauh, tapi anak panah itu justru melesat cepat dan masuk ke dalam pohon dengan sangat dalam. Taehyung terperangah untuk beberapa detik. Itu adalah kekuatan mengeluarkan anak panah terbaik yang pernah dia lihat selama ini. Taehyung aslinya tidak menyukai panahan. Menurutnya panahan tidak sekuat pedang. Dia tidak bisa berhadapan langsung dengan musuh apabila menggunakan panah. Yang artinya seorang pemanah adalah penyerang dari jarak jauh. Taehyung memberanikan diri mendekat dan menyapa dengan canggung, "Hai...." Remaja asing itu terkisap dan sontak menghadap sekilas ke arah Taehyung. Mata mereka bertemu, mata itu sedikit menghipnotisnya. Manik nya berwanra coklat dan sangat indah. Taehyung bahkan lupa ingin bicara apa saat menatap mata yang terlihat seperti lautan yang tenang itu. Merasa tidak mendapat jawaban, Remaja itu kembali berbalik dan melanjutkan kegiatannya. Taehyung tersadar dan mengusap wajahnya, "Apa yang kau lakukan? Kau merusak pohon itu!" Katanya dengan nada tegas. Remaja itu tidak mendengarkan. "Hey! Apa kau mendengarku?!" Taehyung menaikkan nada suaranya. Tapi Remaja itu sama sekali tidak terusik. Taehyung melanjutkan, "Kau ini tuli atau bagaimana!" Taehyung akhirnya menghampiri Remaja itu dan mengambil paksa busur panahnya. Membuat si korban terkejut dan memandang nyalang ke arah Taehyung. "Disini dilarang merusak alam." Orang dihadapan Taehyung hanya menatapnya dalam diam, tanpa berniat menjawab. "Apa kau termasuk anak yang akan ikut upacara nanti? Kau dari kerajaan mana?" Tanya nya dengan mata berbinar. Padahal beberapa detik yang lalu dia masih terlihat begitu tegas dan berwibawa. "Hei.. kenapa tidak menjawabku? Apa kau tidak mengerti apa yang ku katakan?" Remaja itu bukannya menjawab malah beralih merebut kembali busur panahnya dari tangan Taehyung. "Apa kau mau jadi temanku? Aku belum memiliki teman." Taehyung berjalan mengekori. Remaja itu kembali melesatkan anak panah nya, dengan Taehyung yang masih saja mengoceh tanpa henti. "Dilihat dari pakaianmu, sepertinya kau bukan anggota kerajaan. Jadi, kau dari desa mana?" "Jangan khawatir, aku bisa berteman dengan siapapun. Kau tidak perlu merasa rendah denganku." "Aku belum pernah memiliki teman sebelumnya, jadi kau bisa mengajariku kan cara berteman yang baik?" "Apa kau ingin ikut makan malam di istanaku? Disana banyak sekali makanan yang lezat. Kau akan suka." "Apa kau—-" "Diamlah!" Remaja itu akhirnya mengeluarkan suaranya. Nadanya membentak dan terkesan tidak suka. Tapi Taehyung justru tersenyum dengan sangat lebar. "Akhirnya kau bicara denganku! Apa itu artinya sekarang kita teman?" Taehyung berjalan kehadapannya. Menghalangi pandangan anak itu untuk memanah. "Bisa kau minggir? Aku sedang berlatih." Taehyung menaikan alisnya, "kenapa kau harus repot repot berlatih panah diumur semuda ini? Oh ayolah, aku akan mengajarimu bermain pedang nanti. Kau sekarang temanku bukan?!" Demi Tuhan! Taehyung sangat menyebalkan saat ini. "Aku tidak tertarik dengan pedangmu. Jadi menyingkirlah." Taehyung terkejut, "Heol! Bagaimana mungkin ada orang yang tidak tertarik dengan pedang? Itu senjata paling diandalkan saat perang. Kau akan kecanduan saat pertama kali mencobanya nanti." ucapnya semangat. Remaja itu menghembuskan nafas kasar dan menatap Taehyung dengan tatapan dingin, "Kau tau apa? Di dalam perang, senjata apapun sama saja. Walaupun kau menggunakan pedang tapi jika skill mu jauh dibawah rata rata, kau tetap akan menjadi prajurit yang gugur pertama kali. Dan sebaliknya, walaupun senjatamu hanya ketapel, dengan strategi yang kuat kau bisa saja jadi pengaruh kemenangan perang." Taehyung menganga dan membulatkan matanya, "Woaaahh! Kau bisa bicara panjang lebar. Kau benar benar menganggapku teman ternyata." Remaja itu terkejut. Apakah itu poin dari kata katanya tadi? Orang ini benar benar! "Oh iya aku lupa! Perkenalkan namaku Kim Taehyung. Aku putra kedua Keluarga Kim." Katanya sambil mengulurkan tangan. Oh anggota kerajaan yang benar benar menyebalkan. Ini berbanding terbalik dengan ajaran. Bukannya menerima uluran tangan dari Taehyung, remaja itu justru menyingkirkannya menggunakan busur panah. "Jadi kau si orang manja itu." Taehyung menaikkan alisnya, "Kau mengenalku?" Remaja itu menaikan bahu "Siapa yang tidak tau putra kedua Kim yang sangat terkenal dengan sifat manja dan pemberontak nya? Aku bahkan lelah setiap hari mendengar cerita itu." "Woah! Ternyata aku terkenal? Kau dari desa mana? Aku akan berterimakasih kepada siapapun yang membicarakanku." Hng? "Nacific." ucapnya datar. Nacific? Taehyung mengenal wilayah ini. Wilayah yang juga sangat terkenal dengan kekuatan prajuritnya. Tetapi sayangnya Taehyung belum pernah bertemu satu orang pun perwakilan dari Nacific. Padahal ia sudah teramat penasaran. Dan sekarang orang itu berdiri dihadapannya. Temannya! "Apa kau mengenal anak tunggal keluarga Jeon? Ku dengar dia sangat disiplin dan patuh. Dikatakan juga bahwa dia sangat cantik. Walaupun aku tidak menyukai kedisiplinan, aku tetap penasaran dengannya." Remaja itu mengernyit mendengar celotehan Taehyung, "Kau tau? Tidak semua berita itu benar. Jangan langsung menelan sesuatu mentah mentah." Taehyung melirik tidak suka, "Jadi kau mengenalnya atau tidak? Apa dia benar benar cantik?" "Tidak. Dia tampan. Berwibawa, tidak pernah melanggar aturan, selalu berdiam diri di dalam istana, dan yang paling penting adalah dia sangat membenci pemberontak dan orang manja." Setelah itu Taehyung langsung tersenyum, "Kau tau banyak sepertinya. Baiklah, aku akan berkenalan dengannya nanti." Anak ini bahkan tidak sadar saat disebut pemberontak dan orang manja. "Dia tidak akan mau berkenalan denganmu." "Ck. Kita lihat saja nanti. Aku adalah orang yang hebat dalam berkenalan." Tunggu. Apa tidak salah dengar? Taehyung bahkan menganggap orang lain teman sebelum memperkenalkan diri. Benar benar anak ajaib. *****

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN