"Kita bertemu lagi, baby. Apakah kamu tidak ingin menyambut kedatanganku?" Sapa pria yang baru-baru ini Zahra temui tanpa sengaja. Pria yang sangat Zahra hindari. Siapa lagi kalau bukan Arzachel Xandez. Zahra masih diam di tempat. Ia teringat kembali dengan peringatan Arza terakhir kali, bahwa pria itu tidak akan melepaskannya jika sampai bertemu kembali. Kedua tangan Zahra saling terpaut untuk menyembunyikan rasa khawatirnya dengan buku-buku yang terapit antara lengan dan dadanya. Dalam hati Zahra terus beristighfar, berharap Tuhan akan memberikannya kekuatan menghadapi pria mendominasi di depannya. "Kau masih diam tanpa menyambutku? Sepertinya kamu lupa dengan peringatanku terakhir kali, baby." Arza berjalan semakin mendekat hingga mereka kini saling berhadapan. Mata biru kelam itu k