"Nyonya Olivia, apa Anda mendengar suara kami?" Yang dipanggil namanya tampak membuka kelopak mata secara perlahan. Berusaha hati-hati hingga akhirnya mampu terbuka dengan sempurna. Begitu melihat sekumpulan orang berpakaian putih di depannya, Olivia mencoba untuk menganggukkan kepala. Sebagai bentuk respon dari pertanyaan yang samar ia dengar ketika baru tersadar dari tidur panjang. Olivia ingat jelas, sebelumnya ia berada di ruang kerja sang ayah. Selepas memperhatikan perselisihan dua orang teramat penting di depannya, ia yakin sekali saat itu sang Ayah tengah mengambil satu benda yang ternyata adalah sepucuk senjata dari dalam laci. Begitu sadar kalau pistol tersebut diarahkan ke sang suami, di saat itu juga ia berlari. Maksud hati ingin menghalangi, agar sang ayah tidak melakukan pe