Berhubung Alena sudah mengetahui jika sang suami terluka, maka Bagas langsung berpindah kamar. Ia belum bisa banyak bergerak karena lukanya masih basah. Alena benar-benar sangat khawatir dengan keadaan sang suami.
“Saya nggak apa-apa Alena, sudah kamu baring saja di sini,” suruh Bagas lagi. Sejak tadi Alena mondar mandir tidak tentu arah. Bagas sampai tidak tenang sendiri melihat sang istri yang kadang hampir terjatuh atau juga menabrak sesuatu.
“Mas butuh apa?” tanya Alena. Pertanyaan ini entah sudah berapa kali Bagas dnegar seharian ini. Jika dia butuh sesuatu tentu saja akan meminta tolong kepada Bi Lena.
“Tidak ada Alena, itu dahi kamu sudah merah. Sini saya obatin dulu.”
Efek terlalu bersemangat sehingga Alena tidak memperhatikan langkahnya dengan baik. Mau tidak mau dahinya harus
