ANDAI Adit tak bekerja hari ini, ia pasti sudah menyusul Dina di kampusnya Farras. Tapi ia harus bekerja. Dan lagi, ia baru mendapat kabar dari Ardan kalau si Dina baru tiba di rumah jam setengah tujuh pagi tadi. Ia di jam yang sama, sudah rapi dan ganteng menunggu ojek online langganan. Kini ia sudah di jalan menuju kantornya. Melewati jalanan macet Jakarta di setiap harinya. Namun minggu nanti, ia akan merindukan kota macet ini. Lebih tepatnya, rindu pada seseorang yang ada di kota sebelahnya, Depok. Sementara Dina malah cemberut melihat penampakannya di depan cermin. Tadi saat diantar oleh Omnya—Fadlan—yang kebetulan menjemputnya dan Farras karena Ando harus berangkat kerja, ia diketawai Omnya. Omnya sih gak heran kalau anak-nya sendiri—Farras—yang nangis tapi kalau Dina? Walau setipe j