Bab 8

823 Kata
Menjalin sebuah hubungan dengan pria memang bukan yang pertama kali buat seorang Kanzea Navrilia Alesha karena sebelumnya ia pernah menjalin hubungan dengan Arka dan Alvin. Namun, berbeda dengan pria dingin yang tampan itu siapa lagi kalau bukan Kenzio Bintang Angkasa yang mempunyai tingkat ketampanan setara dengan artis asal spanyol, Manu rios dan Alvaro Mel misalnya. Selama 22 tahun Kenzio terlahir ke dunia, ini pertama kali untuknya menjalin sebuah hubungan dengan seorang perempuan bukan berarti ia gay. Kenzio hanya mencintai Kanzea, mungkin selamanya akan begitu. Kenzio tidak seromantis Gavril, tidak seperhatian Azkil atau sehumoris Kevin. Ia hanya pria dingin yang mencintai Zea dengan tulus. Mereka sedang duduk di warung bakmie pinggir jalan sambil menunggu bakmie pesanan mereka siap dihidangkan. "Kencan pertama di warung bakmie, antimainstream banget Ken!" ini di luar ekspetasi Zea, ia pikir Kenzio akan membawanya ke tempat romantis seperti di drama korea yang sering ia tonton. "Gak suka?" Zea menggeleng. "Bukan nggak suka! Cuma heran aja!" Kenzio tersenyum tipis lalu menyentil kening Zea. "Karena aku ingin mengajak kamu ke tempat yang antimainstream sayang." Sayang? Seketika pipi Zea langsung blushing karena ini pertama kalinya Kenzio menyebut dirinya sayang. "Pipinya biasa aja jangan merah, minta dicium ya pipinya?" "Ken jangan goda Zea!" kesal Zea karena terus di goda oleh Kenzio. Kenzio meraih tangan Zea lalu digenggamnya jemari itu begitu erat, rasanya tak ingin melepaskan. Zea merasakan getaran yang tak biasa di dalam dadanya saat jemarinya di sentuh oleh pria tampan ini. "Aku bukan pria romantis tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu," ucapnya menatap mata Zea. Zea menengadah menatap langit malam yang ditaburi jutaan bintang di atas sana. "Dari jutaan bintang di langit pasti ada satu buat aku dan aku udah menemukannya." Kenzio mengernyitkan keningnya lalu menatap bintang di langit berusaha menemukan bintang yang dimaksud oleh Zea. Zea terkekeh pelan. "Bintangnya Zea itu yang sekarang lagi genggam erat jemarinya Ze Kenzio tersenyum tipis. "Sejak kapan bisa gombal?" "Sejak Ken nembak Zea, sejak Ken jadi milik Zea, sejak Ken ajak Zea makan bakmie dan sej—" Kenzio langsung membekap mulut Zea. "Berisik!" Setelah itu penjual bakmie mengantarkan dua porsi bakmie dan dua gelas es jeruk ke meja Kenzio dan Zea, mereka menikmati menu sederhana yang murah meriah, enak dan bikin kenyang itu. "Mas es jeruknya kurang manis," protes Kenzio kepada tukang bakmie saat ia baru meneguk es jeruknya. Penjual bakmie menghampiri mereka. "Masnya pandangin aja terus mbaknya, nanti juga akan terasa manis." *** Setelah menghabiskan makanannya Kenzio dan Zea memutuskan untuk balik ke apartemen. Dalam perjalanannya hanya keheningan yang terjadi, selalu Zea yang harus memulai obrolan. Risiko punya cowok es ya kudu sabar, Ze. "Ken, bosan nih. Dengarin radio yuk." Ken hanya mengangguk. Zea langsung menyetel radio dan terdengar suara penyiar perempuan yang sedang menyapa para pendengar. "Hai, guys ketemu lagi dengan gue Valen, si cewek kece nan bahenol." "Ternyata sekarang jadwal siarannya Valen." "Gue di sini bakal menghibur hati para mblo yang sedang gegana alias gelisah galau merana, gue sih sebenernya jomblo juga tapi nggak gegana, gue mah SWAG alias Single Woles Anti Galau." "Oke guys, gue mau kasi tips-tips menarik buat kalian semua. Kalau galau itu jangan berkepanjangan karena efek galau berkepanjangan bisa mengakibatkan rumah sakit jiwa penuh lho, canda guys jangan dimasukin hati. Intinya adalah putus cinta, doi nggak peka atau cowok kalian ditikung teman sendiri itu nggak bikin hidup kalian berakhir kok. So, kudu strong. Ok, gue rasa cuap-cuap gue udah panjang banget ya. Langsung aja gue bakal putarin lagu—" Kenzio langsung matikan radionya membuat Zea kaget. "Kok dimatiin?" "Penyiarnya berisik." "Iyalah, namanya juga penyiar." Kenzio memilih diam, berdebat dengan Zea tidak akan ada habisnya lebih baik ia fokus dengan jalanan. Sabar, Zea. Namanya juga pacaran sama kulkas ya gini kudu sabar. Zea membuka grup whatsappnya sedang ramai ini. Family Squad Om Kevin : selamat malam keluargaku, Kevin hadir untuk menghibur kalian semua Om Azkil : nggak ada receh Vin Zea : kalau jomblo mah gitu suka nyepam di grup Om Kevin : mentang-mentang udah punya doi jadi ngatain gue, jehong! Iqbal : saha eta pacarna teh Zea? Om Azkil : Iqbal belajar bahasa sunda dari mana? Iqbal : Iqbal kan bisa semua bahasa om Azkil Zea : sok lu bal, ngomong aja masih nggak bener! Iqbal : tadi pertanyaan Iqbaal belum dijawab Kevin : sama om Ken Iqbal : asik dapat pj, besok mekdi kuy Om Kevin : mekdi kemurahan Bal, langsung minta tiket jalan-jalan ke seoul, free selama seminggu. Om azkil : itu namanya mau malak orang Zea : om dan adik laknat. Udah ah Zea mau ngedate sama ayang Ken dulu. Zea menutup aplikasi w******p, seketika moodnya jadi baik lagi karena sikap konyol adik dan om-nya itu. Keluarga adalah moodbooster terbaik. Kenzio menepikan mobilnya dan menggenggam tangan Zea kemudian mencium kening Zea serta mengusap lembut pipi Zea. "Maafin aku." "Aku bukan pria yang baik." Zea menggeleng. "Ken nggak perlu minta maaf, nggak salah kok." Kenzio tersenyum tipis mengacak gemas rambut Zea. "Ich liebe dich." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN