Arini menetralisir hatinya yang terluka. Mencoba mengambil hikmah dari pernikahannya dengan Aldo. Setidaknya, Ayahnya sudah bebas dari penjara seperti doanya. Perlahan, air mata itu mengering. Arini berusaha menutup kembali hatinya seperti dulu. Mungkin bukan Aldo lelaki yang ditakdirkan untuknya, Aldo hanyalah seseorang yang datang untuk membebaskan ayahnya. Ia bertekat akan kembali menyimpan cinta di hati. Kelak akan dia berikan untuk seseorang yang benar benar mencintainya sepenuh hati. Aldo menghela napas, sesaat diliriknya Arini, wajah itu sudah terlihat tenang. Tidak ada lagi air mata yang tumpah. Ia senang, ternyata Arini tidak serapuh yang ia kira. "Ya sudah, kalau kamu ingin kembali ke kamar, silakan." ucapnya memecah keheningan. Arini tersenyum tipis. Ia berusaha tetap b