Part 17

1098 Kata

Sejak pertemuannya dengan Farah di swalayan itu, Aldo berpikir keras mencari alasan yang tepat untuk menceraikan wanita polos itu. tangannya mengetuk-ngetuk spofa, matanya menerawang kesegala penjuru ruangan. Namun, ia tak juga menemukan alasan untuk berkata cerai. Aldo melirik sinis melihat Arini muncul dari tangga dengan membawa secangkir kopi dan air putih, kemudian meletakkan di meja dekat kaki Aldo. Seketika Aldo menurunkan kakinya, matanya melotot pada Arini. "Nggak punya mulut? Bilang permisi, kek, apa kek. Nggak sopan!" ocehnya. "Takut ganggu!" sahut Arini datar lalu kembali ke kamarnya. Mata Aldo membulat menatap Arini, lehernya berputar mengikuti langkah wanita itu menuju kamar. Sejak kapan dia berani menjawab! Dilihatnya kopi panas yang masuh berasap itu, seuntai senyum

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN