Ambang Batas

1482 Kata

Dua jam berlalu. Kirana yang sejak tadi membaca n****+ pun mulai bosan. Dia meletakkan buku setebal empat ratus halaman itu di sofa dan berjalan mengelilingi ruangan. Matanya tidak henti memandangi ibukota yang diselimuti kabut tipis. Jangan salah, itu bukan kabut indah seperti di pegunungan, tapi dari asap kendaraan. Iseng, Kirana duduk di kursi kebesaran Leonard. Punggungnya tegak, dagu terangkat, memandang sekeliling layaknya seorang Presiden Direktur. Wanita itu tertawa kecil membayangkan Leonard bersikap seperti itu di depan orang banyak. Entahlah. Mungkin karena dia selalu melihat sisi nakal Leonard, jadi sulit membayangkannya tampil penuh wibawa. "Wow. Baru kali ini aku benar-benar merasa bosan," gumamnya. Tidak betah lagi mengelilingi ruangan maha besar tersebut, Kirana pun kelu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN