"Daddy," panggil Kirana manja. "Hmm?" Leonard yang sedang memeriksa grafik pertumbuhan mata uang asing pura-pura cuek. Dia ingin tahu sejauh mana wanita itu akan berusaha. Kirana merengut sebal karena diabaikan sejak mereka pulang dari restoran. Tidak hilang akal, dia menutup laptop Leonard dan duduk di atas meja. Mau tidak mau lelaki itu mendongak menatap Kirana. "Mana lebih penting? Aku atau perusahaan?" Sepasang kaki jenjang tersilang anggun di depan mata Leonard dengan ujung kakinya di lutut lelaki itu. Pertanyaan tersebut sulit dijawab karena bagi Leonard keduanya sama penting. Dia menggeser kursi agar berada tepat di hadapan Kirana. Kedua tangannya menarik lutut wanita itu dengan tenaga yang tidak kecil. Sekejapan mata posisi Kirana tidak lagi duduk di atas meja, tapi di pangkuan