POV Indah Pria itu terus mengetuk kaca mobil. Kali ini lebih keras dan sangat keras. Membuatku takut. Jujur aku sangat takut. Jangan-jangan pria itu begal. Kalau aku sampai dibegal, bagaimana nasib Nadira dan Rashi. "Edwan, selamatkan aku tolong. Aku dalam bahaya. Edwan!" Dalam kepanikanku, selain memohon pertolongan pada yang maha kuasa juga memanggil-manggil nama Edwan. Aku berharap Edwand datang menolongku seperti filem-film yang sering aku tonton. Meskipun itu sangat mustahil untukku. "Buka! Cepat!" pinta pria itu. Namun, dari suaranya seperti tidak asing. Dengan hati-hati dan penuh ketakutan, akhirnya pun kubuka juga kaca mobil itu. "Buka pintunya!" pinta pria itu lagi. Aku pun menurut dan membuka pintu mobil itu. Tak lama kemudian, pria itu menyerahkan payung untukku. Lalu pria it