Bab 12

1877 Kata

Tok … tok … tok ….! Suara pintu itu kembali terdengar. Aku segera bergegas membuka pintunya. Mungkin saja itu Reyhan yang akan memberikan obat untukku. "Mana obatnya?" tanyaku. "Lah, memang belum dikasih sama Reyhan?" tanyanya. Aku menggeleng. Ternyata Haris yang datang. "Sudah kuduga," lirihnya. "Apa?" tanyaku tak mengerti. Haris hanya diam saja. Tapi wajahnya terlihat sangat kesal. "Keterlaluan," ujarnya lagi semakin membuatku tak mengerti. Aku melirik jam di dinding sudah pukul 18.45 menit. Itu artinya lima belas menit lagi dari sekarang. "Kayaknya aku nggak bisa ikut, Ris. Maaf ya? Kamu pergi sendiri aja. Perutku masih sakit," ujarku merasa tidak enak. "Nggak apa-apa, Ndah. Kamu istirahat aja." Wajah Haris terlihat kecewa. Aku pun kecewa karena hari ini aku ingin sekali mbe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN