Bab 26

1851 Kata

"Indah. Yang sabar ya. Kamu kuat, Ndah," ucapku saat Indah sudah berada di depan pintu. Aku pun hendak menyentuh bahunya. Namun, dengan cepat Indah menepis tanganku. Sorot matanya tajam menatapku. Sombong sekali dia. "Nggak usah sok peduli kamu!" ketusnya melewatiku. "Sabar, Danang," ucapku membatin. Aku diam saja sambil mengikutinya masuk ke dalam rumah. "Mampus!" ucap Luna di samping telingaku. Entah kapan wanita itu tiba. Tapi mulutnya membuatku betul-betul ingin meremasnya. "Mama," lirih Tiara anak Adit. Anak itu langsung berlari ke arah Indah dan menggenggam tangannya. Wajahnya mendongak menatap wajah Indah. Adit pun kemudian berdiri. Sementara Haris dan Novi masih terlihat tenang di posisi tempat duduknya. Indah bersimpuh, kemudian memegang kedua tangan gadis kecil itu. Dipand

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN