Adrian berjongkok dan memeluk Alea. Ia tahu seperti apa rasa sakit dan sedihnya kehilangan orangtua. Ia yang kehilangan Ibunya karena kurangnya perhatian sang Ayah saja, terkadang masih terselip rasa benci pada orang yang telah berjasa menghadirkan dirinya kedunia ini, apalagi Alea yang kehilangan orangtuanya karena pembunuhan yang di rencaanakan seseorang. "Yang sabar, Alea. Saya tahu bagaimana perasaanmu, kamu tidak sendiri, tidak perlu mengotori tangan kamu sendiri. Kita bisa mencari cara lain untuk memberinya hukuman yang setimpal. Saya akan mengusahakannya, kamu cukup bantu doa dan menurut dengan apapun yang saya katakan." Alea tak memjawab, hatinya panas dan sedih, ingin sekali ia berada di tahap bisa memaki dan meneriaki orang itu, bahkan kalau bisa, ia ingin membalaskan rasa saki