Ophelia berdiri di depan cermin. Ia baru saja selesai mandi. Kini ia melihat ke perutnya. Ia masih tak menyangka ada makhluk mungil di dalam sana. Senyum Ophelia mengembang. Meski sebelumnya ia tak ingin menikah dan memiliki anak, tak bisa dipungkiri bahwa menjadi calon ibu merupakan sesuatu yang menyenangkan. Ophelia tak sabar ingin menggenggam jemari mungil anaknya kelak. Ia tak sabar ada suara kecil yang memanggilnya ibu. Ophelia bahkan berjanji pada janin yang ada di perutnya, apapun yang akan terjadi kelak ia tak akan pernah melakukan kesalahan yang telah ibunya lakukan padanya. Ia akan menjaga anaknya dengan baik. Jemari Ophelia mengelus perutnya. "Kuatlah di dalam sana, Ibu menantikan kehadiranmu, Sayang." Ophelia ingin mengecup perutnya, tapi tubuhnya tidak lentur sep