“Ini soal pernikahan kita.” Malik mengernyitkan dahinya, “pernikahan kita?” “Hem... aku gak mau seperti ini terus, Mas.” Jenar lalu menarik tangan Malik dan memintanya untuk duduk di sofa. Malik menghela nafas, ia lalu mendudukkan tubuhnya di sofa, kedua tangannya terlipat di depan dadanya. “Apa mau kamu sekarang?” “Mas, selama ini aku sudah bersabar. Mau sampai kapan Mas akan memperlakukan aku seperti ini? aku juga punya perasaannya, Mas. Aku juga ingin Mas memperlakukan aku seperti istri Mas.” “Kamu tau ‘kan kenapa sampai detik ini aku tidak menceraikan kamu? itu hanya karena janji aku sama mendiang Mama aku. Jadi, aku harap kamu gak akan mengharapkan lebih dari itu pernikahan ini.” “Tapi apa salah aku disini, Mas? kenapa Mas memperlakukan aku ini seperti ini?” “Kesalahan kamu ha