Luna melihat Jenar yang tengah duduk di kursi depan teras paviliun bersama dengan Malik. “Untuk apa dia datang kesini lagi? apa dia merindukan suaminya?” kedua tangan Luna mengepal. Luna terkejut, saat ada yang menepuk bahunya dari belakang. Ia reflek langsung menengok kebelakang untuk melihat siapa yang sudah menepuk bahunya. “Astaga, Adel! Bikin kaget aja deh kamu!” kesal Luna. Adelia nyengir kuda, “kenapa kakak berdiri disini? Apa yang kakak lihat?” Adelia melihat ke arah paviliun, “Malik sama Jenar. Apa kakak memperhatikan mereka? Jangan bilang kakak masih cinta sama Malik? Kalau masih cinta, kenapa kalian putus?” Luna tak memberitahu keluarganya tentang hubungan Malik dan Jenar yang sebenarnya, karena ia tak ingin sampai Malik diusir dari rumah itu. Meskipun Luna memutuskan unt