BAB : 25

2964 Kata

"Lova," panggil Mirza sedikit lirih, masih di posisinya yang terduduk di lantai sambil memegangi dahinya. Matanya terpejam seperti menghindari sesuatu. Darah segarpun mulai mengalir dari luka sobek itu. Jujur saja, pukulan yang diberikan Lova memang menyakitkan dan sukses membuatnya pusing. Bahkan saking kuatnya itu vas sampai pecah, jadi wajar saja kalau rasanya seperti ini. Bau anyir langsung menusuk indera penciumannya. Panggilan itu membuat ketakutan dan langkah Lova terhenti. "Suara itu," gumamnya berpikir. Ia mengenal suara itu dengan yakin. Berbalik badan, kemudian kembali ke balkon untuk memastikan kalau pendengaran dan pemikirannya adalah benar. Setidaknya rasa kagetnya persis sama seperti tadi. Tapi justru ini malah ditambah rasa khawatir. Lova menyingkirkan tangan Mirza u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN