BAB : 11

1173 Kata

Lova tertawa mendengarnya, ditambah lagi melihat ekspressi Mirza yang kesakitan itu ... lucu banget. "Salahmu, Kak ... aku nanya baik-baik malah terus saja mengelak. Jadi, itu cara membuktikannya," jelasnya. Lova kembali meletakkan tas ranselnya di kursi dan berjalan menuju dapur. Sedangkan Mirza duduk di kursi seolah sedang menikmati rasa senat-senut di jarinya. Tak berselang beberapa lama, Lova kembali dengan sebuah mangkok di tangannya dan sebuah handuk kecil. Mirza tak bertanya, apa yang mau dilakukan gadis ini. "Kemarikan tanganmu," pinta Lova. Tapi Mirza malah tak menghiraukannya. Langsung saja ia menarik paksa tangan Mirza. Handuk kecil yang sebelumnya sudah ia basahi dengan air hangat, kini ia usapkan pada jari Mirza yang membiru dan tampak bengkak. Perlahan, tapi tetap saja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN