BAB : 19

1857 Kata

Sarapan pagi ini hanya diisi dengan omelan Diana pada Mirza—putranya. Apalagi masalahnya kalau bukan tentang kejadian semalam dan kejadian pagi ini di kamar Lova. Barusan perutnya terasa sangat lapar, tapi karena saat sarapan diselingi oleh omelan Diana pada Mirza, Lova merasa perutnya lebih cepat terasa kenyang. Sementara Mirza, sepertinya dia bukanlah tipe seorang anak yang selalu membantah perkataan orang tuanya. Buktinya, sepanjang itu mamanya heboh, dianya malah diam saja tak merespon apa-apa. Telinganya seolah sudah terbiasa mendengarkan omelan itu. "Om ... Tante, aku berangkat sekolah dulu, ya," ujar Lova nimbrung disela-sela omelan Diana. "Kenapa nggak dihabisin sarapannya?" tanya Diana. "Udah kenyang, Tante," jawabnya sedikit tersenyum. "Ayo, Kak ... kita berangkat," ajaknya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN