BAB : 21

1625 Kata

"Kenapa malah berteriak," komentarnya segera menghampiri Andine dan membekap mulut gadis itu. Andine tentu saja berontak dengan tindakan itu, tapi tetap saja tak bisa menyingkirkan tangan yang menutup mulutnya. Lagian, siapa juga yang enggak berekspressi seperti itu, saat tiba-tiba orang yang tak ia bayangkan malah berdiri di depannya. Farel, bahkan ia tak berharap gurunya ini yang datang. "Ndine, gue mau ..." Windi yang baru saja balik dari kamar mandi, melihat penampakan seperti itu tentu saja kaget. Bahkan perkataannya dibuat terhenti begitu saja. "K-kalian lagi ngapain?" tanya Windi penuh curiga. Andine dan Farel sontak mengarahkan pandangan pada Windi yang masih berdiri di posisinya. Tapi terlihat jelas di wajah gadis itu kalau dia memang kaget. Farel menyingkirkan tangannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN