Didalam perjalanan, Dinda selalu menatap wajah Arya yang sedang menyetir mobil, entah kenapa hatinya seperti merasakan sesuatu yang aneh, seperti ingin menangis jika mendengar Arya akan dijodohkan dengan wanita lain. “Hey kenapa kamu begong begitu, Dinda?” sapaan Arya membuyarkan lamunan Dinda “Eh iya Tuan, maaf” sahut Dinda terjengkit kaget. “Tuan bisakah aku bertanya sesuatu?” “Iya Dinda” “Apa Tuan akan menikah dengan nona keyla?” “Kenapa kamu bertanya seperti itu, Dinda?” “Tidak mengapa, aku hanya ingin bertanya saja” “Hah, mempunyai dua istri saja sudah merepotkanku, apalagi punya tiga, memang kenapa? Apa kamu cemburu?” Tiba-tiba Dinda terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan Arya, sehingga membuat Arya penasaran. “Ayolah Dinda katakan padaku, bahwa kamu tak setuju dengan