THE LEGEND 30

1177 Kata
Semenjak Xiumin melihat sosok pemuda yang terlihat mencurigakan itu, ia memutuskan untuk mengawasi Xiu Zuan lebih ketat. Jujur saja, Xiumin merasakan adanya aura jahat yang mendekati pujaan hatinya itu. Apapun caranya ia berjanji akan membuat Xiu Zuan tetap berada di dekatnya, agar tak kesusahan untuk mengawasi gadis tersebut. Seperti saat ini. Xiumin tengah meminta bantuan Suho, untuk menyuruh Xiu Zuan, menemani dirinya dengan embel-embel sebagai klien yang baik. Mau tak mau Suho harus mengiyakan permintaan Xiumin. Sedang Xiu Zuan, sudah bersumpah serapah, bagaimana tidak, bisa-bisanya Suho menyuruhnya menemani si elien i***t itu. Jika tidak mengingat Suho merangkap sebagai kakak sekaligus bosnya. Sudah ia pastikan, akan menenggelamkan pemuda itu ke laut bebas. Dengan berat hati Xiu Zuan menuju apartemen mewah Xiumin. Walau pun ia bingung harus berbuat apa nantinya. Sesampainya di depan apartemen pemuda tersebut. Baru saja Xiu Zuan ingin menekan bel pintu. Xiumin sudah duluan membuka pintu tersebut. Membuat Xiu Zuan sampai meloncat kaget, dengan memegang dadanya. "Haih!! Dasar alien bodoh! Kau mengagetkanku. Bagaimana kau tau kalau aku ada di depan apartemenmu, hah?" "Karena kita sehati." jawab Xiumin dengan senyuman jahilnya. Ah, tunggu! Xiu Zuan terpesona dengan senyuman itu, ia terdiam seakan tenggelam dalam senyuman tampan pemuda di hadapannya. "Halo!! Kau masih hidup?" Xiumin melambaikan telapak tanganya di depan wajah Xiu Zuan. Hingga membuat gadis itu tersadar dan salah tingkah dibuatnya. Sedang Xiumin hanya terkekeh geli. Terlalu menggemaskan gadis di hadapannya ini. "Ah, Sudahlah. Ayo masuk!" Xiumin menarik lengan Xiu Zuan tanpa permisi. "Eh, Tuan. Kau sudah mengurus pembelian apartemen ini bersama kak Suho bukan? Lalu kenapa kau menyuruhku kesini? Apa masih ada yang bisa aku bantu?" tanya Xiu Zuan kemudian, karena memang ia tak tau harus berbuat apa di tempat ini. "Emm. Iya. Aku butuh bantuanmu, untuk mengurusku." bisik Xiumin sensual, sumpah demi apa! Xiu Zuan sudah meremang bulu kuduknya. "Dan satu lagi, panggil aku Xiumin. Jangan dengan sebutan menggelikan itu lagi, ok!" Xiu Zuan hanya mengangguk paham. "Xi-Xiumin, aku harus apa? Kalau tak ada yang lain, aku pulang saja, ya," Xiu Zuan sedikit takut, bagaimana kalau dia nanti di perkosa, ditambah hanya mereka berdua di dalam apartemen mewah ini. Gumamnya. "Siapa yang menyuruhmu pergi?" tanya Xiumin dingin. Xiu Zuan menelan ludahnya kasar, sungguh pemuda ini sangat menyeramkan. "Tunggu aku di sini, dan jangan kemana-mana, aku mau mandi dulu," perintah Xiumin. Lagi-lagi Xiu Zuan hanya menganggukkan kepala dengan mengerjapkan kedua mata doenya. Xiumin berlalu ke kamar mandi. Sungguh ia ingin meledakan tawanya saat ini juga. Kenapa Xiu Zuan begitu lucu, eoh? Astaga! Salahkah jika Xiumin ingin menerkamnya?. Xiu Zuan berputar-putar mengelilingi apartemen mewah itu. Mengagumi setiap titik interior desainya. Interior yang begitu mewah. Berhayal jika dirinya bisa memiliki apartemen mewah itu. Namun semua hanya mustahil. Apalah daya, Xiu Zuan hanyalah secuil batu karang di tengah lautan. "Mewahnya ... kapan aku bisa mempunyai tempat tinggal semewah ini? Sekalipun aku memoroti 1000 lelaki tajir pun tetap tak akan mampu membelinya," gumam Xiu Zuan, konyol. Xiumin yang baru saja keluar dari kamar mandi pun tak sengaja mendengar gumaman Xiu Zuan. Sedikit menukikan sebelah alisnya. Jujur ia tak suka Xiu Zuan yang seolah menjadi gadis gampangan. "Jadilah milikku! Maka kau akan bisa memiliki apartemen mewah ini." sahut Xiumin. Membuat Xiu Zuan tersentak, ia membalikan badannya cepat, dan melihat sosok Xiumin sudah ada di belakangnya. Dengan memakai handuk terlilit sebatas pinggang, jangan lupakan tubuh yang setengah naked dengan terpampang nyata 6 roti sobek yang menghiasi perutnya. Oh! Ditambah rambut basah yang sedikit berantakan dan air yang masih menetes dari ujung rambut pemuda itu. Nikmat mana lagi yang kau dustakan Xiu Zuan?. Xiu Zuan sedikit membuka mulutnya. Napasnya berhenti sejenak. Detak jantungnya sudah tak beraturan, seolah ingin meloncat dari tempatnya. Ya! Xiu Zuan mengagumi kesexyan tubuh Xiumin. Oh, Tuhan! Tolong sadarkan Xiu Zuan sekarang juga. "Hai ... kau terpesona denganku, hm?" cibir Xiumin, seraya bersemirk. Xiu Zuan reflek mengangguk dan kemudian menggelengkan kepalanya brutal. Ia merutuki kebodohanya. Kenapa dia jadi ambigu? Kala bertatapan dengan kedua iris coklat elien ini?. Xiumin semakin mendekatkan dirinya. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah gadis di hadapannya. Semakin dekat hingga bibir keduanya bertemu. Awalnya hanya sebuah ciuman kecil, namun selanjutnya menjadi lumatan manis yang begitu menuntut. Xiumin melepas pagutan mereka berdua dan mengecup kening Xiu Zuan, lembut. "Aku akan tetap mencintaimu, Sayang," desis Xiumin. Xiu Zuan masih merasa ambigu. Mencerna kejadian yang baru saja ia alami. First kiss-nya baru saja diambil oleh elien di hadapannya ini? Oh, tidak. Padahal dia ingin ciuman pertamanya dengan orang yang dicintainya kelak. Tapi sekarang, elien i***t itu yang mengambil ciuman pertamanya. "Aaaaaaa ... tidakkkkkkk!!! Astaga. Bibir suciku telah ternodai!" teriak Xiu Zuan histeris. Sontak membuat Xiumin kaget bukan main. Berpikir, mungkinkah Xiu Zuan telah kerasukan iblis? Hampir saja ia menggunakan sihirnya. "Kau kenapa, apa kau sehat?" tanya Xiumin heran. "Kauuuu!!! Kenapa kau menciumku? Bahkan aku sudah menjaga kesucian bibirku selama ini!" teriak Xiu Zuan tak terima. Xiumin menyunggingkan senyumannya. Dan mendekati wajah gadis tersebut. "Jadi aku pemuda yang pertama menciummu, eoh? Bahagianya aku." bisiknya, walau tak dapat di pungkiri ia memang sangat bahagia karena Xiu Zuan bisa menjaga dirinya dengan baik. "Dasar gila!!" CTAKKK!!! Dengan tidak elitnya Xiu Zuan memukul kepala Xiumin menggunakan remot tv di sampingnya. "Aisshh, sakit Xiu. Kalau aku bodoh bagaimana? Kau mau nantinya punya suami bodoh?" keluh Xiumin, sembari mengelus pucuk kepalanya. "Siapa juga yang mau punya suami seperti dirimu!" bantah Xiu Zuan. "Xiu, benarkah kau belum pernah disentuh lelaki lain?" tanya Xiumin serius. "Kalau iya, memang kenapa? Walaupun aku suka bermain-main dengan banyak lelaki, aku tetap menjaga diriku dengan baik." jawab Xiu Zuan, sambil menunduk dan memainkan ujung bajunya. Xiumin tersenyum manis. Entahlah hatinya terasa begitu lega. "Kenapa kau tak mau disentuh?" tanya Xiumin kemudian. "karena aku ingin menjaga kesucianku untuk pendampingku kelak." jawab Xiu Zuan, sambil tersenyum manis. "Aku menyukaimu, Xiu-er." Xiu Zuan menatap tajam ke arah Xiumin. "Jangan bercanda Xiumin. Ingatlah, aku bukan gadis gampangan, kau tak usah mencoba merayu diriku," kekeh Xiu Zuan. "Aku serius, Xiu-er." "Sudahlah Xiumin. Aku sudah sering menerima pernyataan cinta, dan aku tak pernah menerimanya. Aku tau mereka hanya akan mempermainkanku." "Tapi aku sungguh-sungguh. Jangan samakan aku dengan mereka." jengah Xiumin. Karena memang ia tak suka di samakan dengan lelaki lain. "Xiumin. Kau baru bertemu denganku beberapa hari, dan kau sudah menyatakan cinta padaku. Coba pikirkan, haruskah aku segampang itu menerima cintamu?" tanya Xiu Zuan, lembut. Sedikit mengelus rahang tegas Xiumin. Xiumin hanya terdiam mendengar ucapan Xiu Zuan. Gadis itu benar, ia tak boleh memaksakan perasaannya. Xiu Zuan perlu waktu untuk berpikir. Harusnya ia bangga karena Xiu Zuan bukan gadis gampangan. Xiumin hanya perlu berjuang dan sedikit bersabar untuk memenangkan hati pujaannya. "Maafkan aku, hm. Tapi sungguh, aku mencintaimu." ucap Xiumin kemudian. Xiu Zuan hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Xiumin berlanjut beranjak pergi mengambil pakaian. Ingatlah, jika Xiumin belum sempat memakai pakaiannya. Xiumin berdiri, namun Xiu Zuan menghentikan pergerakannya, niatnya ingin meraih tangan Xiumin, tapi malah handuk pemuda itu yang ia tarik. Dan!. "Kyaaa ...!!!" Xiu Zuan berteriak histeris. Bagaimana tidak? Jika handuk Xiumin saja terlepas dan terpampang jelas pemandangan litle Xiumin tepat di depan matanya. Ayolah! Xiu Zuan bisa tidak tidur tujuh hari tujuh malam, karena melihat pemandangan langka ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN