Sesuai ucapan Zhen kemarin. Malam ini tepat pukul 9 malam, Xiu Zuan mengendap-endap membuka pintu istana.
"Cepat keluarlah, Xiu-er," pinta Zhen seraya berbisik.
"Astaga ... mereka kenapa?!" Xiu Zuan membekap mulutnya karena kaget melihat banyak pengawal tergeletak tak sadarkan diri di lantai.
"Tidak apa-apa, mereka hanya tidur, cepatlah!"
Zhen mengantar kepergian Xiu Zuan sampai luar istana, ia juga sudah menyiapkan kuda untuk gadis itu pergi.
"Kau punya waktu 5 jam untuk kembali lagi, semua orang sedang merayakan festifal. Aku memperkirakan, raja akan kembali besok pagi, walau aku tak yakin, jadi cepatlah kembali sebelum pagi menjelang, dan ini gelang untuk menjaga mu." Zhen memasangkan sebuah gelang yang sudah ia beri mantra, di pergelangan tangan Xiu Zuan.
Xiu Zuan menatap pemuda itu sejenak. Lalu cepat-cepat ia segera pergi dari tempat tersebut.
Maafkan aku, Zhen ... terimakasih atas semuanya. Gumam Xiu Zuan dalam hati.
Xiu Zuan sudah berada di luar tembok besar. Selanjutnya ia segera pergi menuju ke makam pelayan Yihua dan pengawal Tao. Miris, semua makam tanpa nama, karena orang yang di kuburkan di sini, semua dianggap sampah oleh anggota kerajaan. Xiu Zuan hanya bisa menangis dalam diam.
Sesuai permintaan Tao, ia berjalan menuju sebuah kedai minum kecil mencari seorang yang bernama Liu Chang Quon.
Xiu Zuan berdiri di depan meja bar, ia bertanya pada seorang lelaki paruh baya yang bertugas melayani pengunjung di situ.
"Kau mau minum, Nak?"
"Aku sedang mencari sesorang, Tuan,"
Sosok paruh baya itu sedikit memicingkan matanya, mencurigai sosok wanita dihadapannya.
"Maaf, Nak ... aku tidak menjual orang. Aku hanya menjual minuman, jika tidak ada lagi yang kau tanyakan, sebaiknya kau pergi saja." datarnya.
"Tuan, aku tau dia ada di sini, di mana orang yang bernama Liu Chang Quon itu berada?" Xiu Zuan mencengkram tangan pak tua itu dan menunjukan sebuah kalung berliontinkan bulan padanya.
Pak tua itu membelalakkan kedua matanya. Dan mengamati wajah Xiu Zuan.
"Dari mana kau mendapat benda ini, Nak?"
"Seseorang dari keluarga Tao!" mantap Xiu Zuan.
"Ayo ikut denganku!" ajak pak tua tadi.
Pak tua tersebut mengajak Xiu Zuan memasuki kedainya kebih dalam dan keluar melewati gang sempit lalu berhenti di sebuah rumah. Menemui sosok pemuda yang terlihat sedang berdiri di tengah kegelapan dengan penerangan lilin di dekatnya.
"Master, ada yang mecarimu!" ucap pak tua tadi. Lalu menoleh ke arah Xiu Zuan dan kemudian meninggalkannya.
"Kau butuh ramuan apa manis?" Tanya sosok pemuda yang dipanggil master itu, dengan senyuman lembut.
"A-aku? Ramuan? Maksudnya?" Xiu Zuan semakin bingung dibuatnya.
"Pak tua itu mengantarmu ke sini untuk meminta ramuan padaku, bukan?"
"Apa kau orang yang bernama Liu Chang Quon?" Xiu Zuan justru bertanya lagi.
Sosok pemuda itu hendak menjawab namun, ia terkejut karena Xiu Zuan terlebih dahulu menunjukan sebuah kalung yang begitu ia kenal. Ya! Master adalah nama samaran Liu Chang Quon, agar anggota kerajaan tidak memburunya.
"Itu ... milik Tao? Katakan di mana dia? Apa kau orang kerajaan? Apa kau tau di mana dia sekarang?" tanya pemuda itu antusias, seraya mengguncang bahu wanita tersebut.
Rentetan pertanyaan dari Liu Chang membuat Xiu Zuan bingung untuk menjawabnya. Ia semakin yakin bahwa pemuda itu lah sosok yang bernama Liu Chang Quon, sosok pemuda yang di maksud Tao.
Hingga akhirnya Xiu Zuan menceritakan semua kejadian yang menimpa Tao, kecuali hubungan percintaannya. Liu Chang Quon semakin terpukul mendengar cerita dari wanita di hadapannya ini, ia tak menyangka bahwa raja kejam itu melakukan hal sekeji itu pada kerabatnya.
"Jau mau membantuku, Tuan Liu Chang?"
"Panggil aku Liu Chang, kau tidak usah bersikap formal maupun padaku. Tentu aku akan membantumu, teman Tao adalah temanku juga, kau juga terlihat lebih muda kau lebih pantas menjadi adikku. Kau tau, setiap tahun Raja Xiumin selalu menyeleksi setiap gadis untuk menjadi istrinya dan menjadi percobaan untuk mengandung anaknya. Namun semua orang yang di nikahi raja itu akan mati mengenaskan. Itu di karenakan kutukan Ratu Zhi Zhu, yang tak dapat dipatahkan. Dan aku tak menyangka bahwa kau adalah salah satu orang yang terpilih," ucap Liu Chang Quon, panjang lebar.
"Tapi aku tidak mau, Liu ... aku ingin bebas darinya. Tao menyuruhku untuk mencarimu, dan mempertemukanku dengan orang yang bernama Minghau,"
"Iya, Minghau adalah sepupu Tao, dia berada jauh dari sini. Dia sengaja bersembunyi di tengah hutan, agar anggota kerajaan tidak bisa menemukan keberadaannya." jelas Liu Chang Quon.
Xiu Zuan menautkan kedua alisnya. Ia tak mengerti kenapa bisa Xiumin mengejar-ngejar mereka? Apa masalah mereka?.
"Liu Chang, bolehkah aku bertanya padamu? Kenapa kau dan Minghau harus bersembunyi dari Raja Xiumin?"
Pemuda itu tersenyum dan menjawab pertanyaan wanita di hadapannya.
"Aku dulu adalah bagian dari sebuah kerajaan kecil, di atas kekuasaan Xiumin, aku tak mau hidup terkekang, aku ingin bebas menikmati hidup tanpa ada yang memerintah dan tentang Minghau ... dia merupakan keturunan dari Suku Zhi Zhu. Lebih tepat keturunan dari kerabat ibunya. Semua anggota keluarga Minghau telah dihabisi oleh Xiumin, puluhan tahun yang lalu. Hanya dialah keturunan satu-satunya Suku Zhi Zhu yang masih tersisa."
Xiu Zuan hanya mengangguk paham. Ternyata semua orang mempunyai penderitaan masa lalunya sendiri-sendiri, tak hanya dirinya. Ia hanya berharap suatu saat penderitaan mereka akan terbayar dengan kebahagiaan.
"Ayo kita pergi mencari Minghau, kau tau aku sebenarnya telah di segel oleh Xiumin," Liu Chang menunjukan tanda di tengkuknya.
Xiu Zuan menatap tajam kearah pemuda tersebut.
"Kalau kau tersegel, bagaimana bisa kau hidup di luar tembok?" tanya Xiu Zuan, heran.
"Apakah kau lupa bahwa aku seorang penyihir? Aku membuat ramuan kusus untuk membuat diriku bisa bertahan. Sebelum kita menemui Minghau, ada yang harus kita lakukan terlebih dahulu." ucap Liu Chang.
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Xiu Zuan.
"Aku harus membuat ramuan untuk memusnahkan cakra Xiumin dari tubuhmu," berlanjut Liu Chang meracik ramuan ke dalam gelas dan menyerahkannya pada Xiu Zuan.
"Minumlah!!"
Xiu Zuan hanya terdiam ia sedikit ragu.
"Aku tidak akan meracunimu bocah ... percayalah!" titah Liu Chang, yang seakan mengerti raut wajah Xiu Zuan.
Akhirnya Xiu Zuan pun meminum ramuannya.
Tak lama kemudian ia merasa sesak dan terbatuk kecil. Kemudian memuntahkan darah segar. Lalu tak sadarkan diri.
Liu Chang berseringai. Dan kemudian memotong gelang yang melingkar di pergelangan tangan Xiu Zuan.
Dengan begini mereka tak akan bisa menemukanmu. Gumamnya.
Tak berapa lama, Xiu Zuan terbangun, kepalanya terasa berputar dan badannya sedikit lemah.
"Sebenarnya apa yang kau berikan padaku, Liu Chang?"
"Tenang saja ... sekarang cakra yang ada di dalam tubuhmu sudah hilang dan Xiumin tak akan dapat menemukanmu."
Xiu Zuan terperangah dia senang akhirnya bisa terbebas dari raja kejam itu.
"Ayo kita pergi dari sini, dan menemui Minghau. Tapi ...--"
"Tapi kenapa, Liu Chang?"
"Minghau berada di ujung barat pulau ini. Dia berada di dalam hutan lembah berkabut Butuh berbulan-bulan menuju ke sana apa kau sanggup, Zuan?" tanya Liu Chang, meyakinkan.
"Aku sanggup, Liu Chang." jawab Xiu Zuan mantap.
Mereka pun berjalan menuju perbukitan, dan menuju lorong bawah tanah rahasia. Beberapa saat kemudian Liu Chang menggunakan sihirnya. Ia melempar sebuah benda berbentuk bulatan kecil berwarna putih.
Dan!
"BOOM ..." kepulan asap berubah menjadi seekor kuda putih bersayap.
"Ayo, Xiu Zuan ... kita naik! Sebelum ada yang mengikuti kita." tutur Liu Chang.
Xiu Zuan masih tak habis pikir. Kenapa semua orang yang ia temui mempunyai kekuatan magic. Sedang dirinya hanya seorang yang lemah.
Terhitung seminggu sudah lamanya perjalanan Liu Chang dan Xiu Zuan. Sesekali mereka harus berjalan kaki, saat sihir Liu Chang sudah mulai melemah. Mungkin perjalanan ini adalah perjalanan terpanjang yang pernah dialami Xiu Zuan. Tapi ia tak boleh menyerah. Demi terbebas dari sosok monster Zhang Wang Xiumin.
Mereka masih melewati satu hutan sedang ada dua hutan lagi yang harus mereka lewati untuk menuju tempat Minghau berada.
"Kau lelah, Xiu Zuan?" tanya Liu Chang.
"Tidak, Liu Chang." sahut Xiu Zuan dengan napas terengah-engah, ia mencoba tetap bertahan.
"Aku tau kau lelah." Liu Chang mencoba memakai sihirnya lagi. Dan memanggil kuda putihnya untuk kembali datang.
Mereka pun menaiki kuda itu. Sebelum pemuda tersebut tiba-tiba menoleh ke arah belakang. Terlihat dari raut wajahnya bahwa ada sesuatu yang buruk tengah mengintai mereka berdua.
"Ada apa, Liu Chang?" tanya Xiu Zuan takut. Liu Chang tak menyahut ia justru memacu kudanya untuk terbang lebih cepat.
Hingga mereka tiba-tiba berhenti di bawah pohon besar. Liu Chang menutup tubuhnya dan tubuh Xiu Zuan menggunakan jubahnya. Kemudian menghilangkan kuda putih tersebut dalam sekejap.
"Liu Chang, ada apa?" cicit Xiu Zuan lagi.
"Sstttt ... diamlah, lihat ke atas!" bisiknya.
Xiu Zuan mendongakkan wajahnya, menatap apa yang ada di atas sana. Alangkah terkejutnya ia, saat melihat seekor gagak hitam raksasa sedang berputar-putar di atas pepohonan.
"Hewan apa itu?" tanya Xiu Zuan, heran.
"Black Reven, hewan magic peliharaan Xiumin, mungkin dia sangat marah saat ini, dia benar-benar mencarimu, hingga dia harus mengeluarkan banyak cakranya untuk mengendalikan Black Reven. Sepertinya, kau sangat berharga baginya." Liu Chang menyunggingkan sebelah bibirnya.