Xiumin tengah bingung saat ini, bagaimana tidak? Jika Xiu Zuan-nya saja tiba-tiba berubah bersikap aneh. Gara-gara menonton drama korea Penthouses yang ada namanya J&T itu , dia sampai baper marah-marah tak jelas. Dan alhasil, Xiumin yang kena imbasnya. Parahnya lagi, Xiu Zuan juga menuduh Xiumin punya pacar simpanan.
"Astaga, Xiu-er ... kenapa kau menuduhku punya pacar simpanan? Aku sungguh-sungguh hanya mencintaimu, tidak ada yang lain." Xiumin berusaha membujuk Xiu Zuan yang hingga kini masih menangis sambil melempar bantal sofa ke arah wajah Xiumin.
"Aku tidak percaya! Pasti kau punya simpanan. Dan lagi aku sedang hamil. Pasti aku akan terlihat sangat jelek dan kau pasti akan meninggalkanku." Xiu Zuan semakin meracau, yang mana membuat Xiumin semakin kebingungan. Ya! Sepulang dari kafe Liu Chang tempo hari, Xiu Zuan dan Xiumin langsung bergegas pergi menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan wanita tersebut. Dan benar saja, ternyata Xiu Zuan positif hamil. Tentunya Xiumin sangat bahagia karena Zhang Xiang akan segera mempunyai adik. Tapi ia juga tak menyangka, bahwa perubahan emosi Xiu Zuan akan sedratis ini. Uh! Sungguh menjengkelkan. Dengan terpaksa Xiumin menghubungi para sahabatnya untuk menenangkan istri manisnya ini.
"Kau jahat Xiumin! Aku tak mau jika nanti kau pergi meninggalkanku, aku memilih mati saja." Xiu Zuan beranjak dari tempatnya berpijak, berdiri dan langsung melesat menuju ke dapur, entah apa yang akan ia lakukan. Tentunya Xiumin dibuat sangat kelabakan, takut jika istrinya nekat. Huft! Sungguh, Xiumin rasanya ingin mengutuk drama di TV itu.
"Xiu-er ... apa yang akan kau lakukan? Haisshh, jangan membuatku semakin gila!!!" teriak Xiumin frustasi, berlari mengejar sang istri, lalu memeluknya agar wanita tersebut tak bertindak macam-macam.
***
Tak berapa lama Xiaotan, Suho, Liu Chang dan Minghau datang. Kecuali Zhaoyang, yang kebetulan tengah ada kesibukan. Mereka masuk ke dalam apartemen Xiumin, dengan mengambil langkah seribu, karena kaget tanpa sengaja mendengar keributan antara Xiu Zuan dan Xiumin dari luar.
"Xiu-er ... ada apa denganmu, Sayang?" Xiaotan langsung berlari dan mengambil alih pelukan Xiu Zuan.
"Hik ... hik, Kak Xiaotan!! Xiumin selingkuh," adunya.
Xiaotan memicingkan matanya ke arah Xiumin. Seketika Xiumin memelototkan matanya dan menggeleng cepat. Xiaotan hanya bisa menghela napas, ia tau betul jika Xiumin tak akan melakukan hal sebodoh itu.
"Xiu Zuan, tenangkan dirimu. Ok. Kakak janji akan mengawasi Xiumin. Kalau sampai dia macam-macam aku sendiri yang akan menghajarnya."
Xiumin menelan ludahnya kasar. Astaga kenapa semua orang memihak Xiu Zuan? Ingatlah kata-kata *semua wanita itu selalu benar* jangan lupakan itu Xiumin.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau bilang kalau Xiumin selingkuh? Apa kau melihatnya sendiri, hm?" tanya Xiaotan lagi. Seraya menghapus air mata wanita di hadapannya. Xiu Zuan sudah berhenti menangis, walau masih ada isakan kecil yang terdengar. Xiu Zuan hanya menggeleng pelan. Xiaotan menajamkan tatapannya ke arah Xiu Zuan.
"Lalu kenapa kau marah-marah dan menuduh Xiumin tanpa alasan?" lanjut Xiaotan.
"Aku habis menonton drama di TV," sahutnya.
Yang mana membuat semua orang di sana menepuk jidat. Bagaimana bisa Xiu Zuan marah-marah hanya karena habis menonton drama di TV? Konyol sekali.
"Mulai sekarang tak ada acara nonton drama, ok. Lebih baik kau pergi ke kafeku kalau Xiumin sedang pergi." kini Liu Chang yang bersuara.
"Xiumin. Kau harus sabar, Xiu-er sedang hamil, mungkin itu berpengaruh pada tingkat emosionalnya." Suho menepuk pundak pemuda tersebut. Ia ikut merasa iba melihat raut wajah kacau sahabatnya.
Sedang Minghau sudah mati-matian menahan tawa. Dan seketika mendapat hadiah geplakan kasar dari Liu Chang
"Xiu-er, sekarang minta maaf pada suamimu. Kasihan dia. Lihat dia begitu lelah."
Xiu Zuan menoleh ke arah sang suami. Dan benar saja wajah suaminya sangat kacau. Kedua mata Xiu Zuan mulai berkaca-kaca lagi. Xiaotan sudah tau apa yang akan terjadi. Pasti kelinci gembul itu akan menangis lagi. Dan benar saja, apa yang ia perkirakan benar adanya.
"Hik ... hik, Xiumin ... maafkan aku, aku salah. Aku terlalu jahat padamu." Xiu Zuan memeluk tubuh Xiumin erat, dengan berderai air mata. Xiumin kembali kelabakan, sangat susah untuk menenangkan istrinya dalam mode seperti ini.
Beberapa saat kemudian, semua sahabat Xiumin ijin pulang. Karena mereka yakin, Xiumin bisa menangani permasalahan keluarganya sendiri. Terlampau lelah melihat drama picisan di depan mereka ini. Dan sudah jelas tertebak bagaimana endingnya nanti.
"Xiu-er. Sudah, jangan menangis lagi. Lihat hidungmu memerah, bisa sakit nanti." Xiumin tersenyum dan mengecup pucuk hidung merah sang istri.
"Kau tidak marah padaku?"
Xiumin semakin gemas melihat tingkah sang istri yang semakin manja seperti ini.
"Tidak akan pernah. Emm ... bagaimana kalau kita beli es krim?" tawar Xiumin kemudian, karena ia tau jika Xiu Zuan akan tergoda jika mendengar nama es krim. Sekejab wajah Xiu Zuan berubah ceria, mata berbinar, dengan senyum merekah.
"Baiklah! Ayo kita pergi sekarang."
Xiumin masih cengo. Begitu gampangkah mood istrinya ini berubah? Tau begini dari tadi ia ajak beli es krim. Gumam pemuda tersebut.
Berakhir Xiumin dan Xiu Zuan pergi menuju ke kedai es krim terdekat. Xiu Zuan terlihat begitu gembira memeluk satu cup besar es krim rasa strawberry.
"Kau sangat menyukainya?" tanya Xiumin sambil memeluk pinggang berisi istrinya.
"Sangat menyukainya, aku sangat menyayangimu!" Xiu Zuan mengecup singkat pipi sang suami.
Mereka sedang asik bercanda hingga tak menyadari ada sesosok pemuda di depan Xiu Zuan, dan tanpa sengaja Xiu Zuan menubruk orang itu.
"Ah. Maaf ak---
Xiu Zuan membelalakkan kedua bola matanya. Seketika ucapannya terhenti, saat melihat sosok pemuda yang berdiri d depannya.
"Lee Quei?" Xiu Zuan tergagap. Begitu ketara dari raut wajah wanita itu, bahwa ia sedang ketakutan. Xiumin yang merasakan perubahan tubuh sang istri berlahan menegang, menggeser tubuh wanita tersebut ke sampingnya.
"Siapa kau?" tanya Xiumin datar. Lee Quei tak menjawab, pemuda itu malah berseringai dan meninggalkan mereka berdua. Entah mengapa, Xiumin merasakan aura gelap dari tubuh lelaki itu. Dan ya! Aura itu tak asing baginya. Xiumin membolakan matanya, saat tiba-tiba teringat akan sesuatu. Aura hitam itu adalah aura iblis yang selama ini mengejar Xiu Zuan.
Sial! Xiumin mengepal erat kedua tangannya. Giginya gemletuk menahan amarah. Dengan segera ia mengajak istrinya bergegas pulang. Ia tak ingin terjadi apa-apa pada anak dan istrinya.
Walau terbesit pertanyaan di dalam benaknya. Kenapa Xiu Zuan ketakutan? Apa dia mengenal lelaki itu? Bagaimana Xiu Zuan bisa mengenal iblis itu? Ah, sudahlah nanti saja ia bertanya. Yang terpenting sekarang keselamatan sang istri. Xiumin segera menghubungi para sahabatnya. Untuk bersiap siaga, karena iblis itu sudah mendekat. Ia tak mau kehilangan Xiu Zuan lagi. Dan itu tak akan terjadi. Selama Xiumin masih hidup.
Di dalam mobil saat perjalanan pulang, suasana mendadak terasa canggung. Xiu Zuan enggan berbicara, ia terlihat cemberut dengan memilin ujung gaunnya. Xiumin sesekali melirik ke arah sang istri. Agak sedikit dongkol melihat raut wajah istrinya, berbagai pertanyaan negatif berputar di dalam otak Xiumin Tapi ia harus tenang tak boleh emosi, mengingat Xiu Zuan tengah mengandung saat ini.
Sesampainya di apartemen.
Para sahabat Xiumin sudah berkumpul di ruang tamu. Xiu Zuan sempat bingung, kenapa para sahabatnya semua ada di apartemen Xiumin? Apa sedamg ada acara?. Gumamnya.
"Kak!" Xiu Zuan segera berlari menghampiri mereka. Dan memeluknya satu persatu. Jangan tanyakan bagaimana raut wajah Xiumin saat ini. Yang jelas sangat sulit untuk di jelaskan. Tau sendiri bukan? Kalau pemuda itu tak suka miliknya disentuh oleh orang lain.
Xiumin menyuruh asisten rumah tangganya untuk mengambilkan minuman untuk para sahabatnya di sana. Semenjak mengetahui Xiu Zuan mengandung, Xiumin semakin posesif terhadap istrinya tersebut. Bahkan ia mempekerjakan lima sekaligus asisten rumah tangga di apartemen megahnya. Hanya karena alasan tak ingin istri cantiknya itu kelelahan.
Kini mereka tengah berbincang-bincang dengan Xiu Zuan. Hingga suara husky Xiumin tiba-tiba menyapa dan menghentikan acara tertawa mereka.
"Xiu Zuan, apa kau kenal pemuda tadi?" tanya Xiumin dengan nada datarnya.
"Iya," lirih Xiu Zuan, tanpa menoleh ke arah Xiumin berada. Sungguh ia takut saat ini. Ekspresi wajah Xiumin terlihat horor menjerumus angker.
"Diapa pemuda yang kau maksudkan, Xiumin?" sahut Zhen penasaran.
"Iblis yang aku beritahukan pada kalian tadi." jawab Xiumin, serius.
Xiaotan yang berada di sana sontak membungkam mulutnya seakan tak percaya bahwa iblis itu sudah menemukan Xiu Zuan.
"Ck, iblis apanya? Dia hanya manusia biasa Xiumin." sergah Xiu Zuan. Entah mengapa ia menolak tentang tuduhan suaminya pada pemuda itu.
"Kau membelanya? Sepertinya kau sudah sangat mengenal pemuda itu." cibir Xiumin, sedikit terpancing emosi.
"Kalau iya, memang kenapa?" santai Xiu Zuan, tak menyadari perubahan raut wajah sang suami.
Xiumin meremat erat genggaman tangannya. Suho yang menyadari keadaan mencoba menepuk bahu Xiumin, berusaha meredam emosi pemuda tersebut. Bahkan tangan Xiumin sudah mengeluarkan api saat ini. Untung Suho berada di sisinya. Kalau tidak, ia tak tau apa yang akan terjadi pada Xiu Zuan. Suho hanya tak ingin Xiumin kelewat batas seperti di masa lalu.
"Xiu Zuan. Siapa pemuda itu? Apa aku pernah melihatnya?" kini beralih Liu Chang yang bertanya.
"Belum. Tapi aku selalu bercerita padamu, dia Lee Quei, apa kau ingat, Kak?" Xiu Zuan menjelaskan.
"Oh, Lee Quei. Yang kau bilang menjadi sasaran ATM berjalanmu itu?" tambah Minghau, karena memang Xiu Zuan sering bercerita tentang pemuda itu padanya.
"Hai! Jangan bilang kalian membiarkan Xiu Zuan dekat dengan pemuda lain!" bentak Xiumin. Ia tak terima, terlebih para sahabatnya mengetahui tentang kedekatan Xiu Zuan dengan beberapa pemuda. Dan parahnya mereka tak melarangnya sama sekali.
Xiu Zuan memicingkan matanya. Melirik ke arah Xiumin. Ia tak suka dengan sikap suaminya yang terkesan arogan saat ini.
"Sejauh mana kau mengenal iblis itu?" desis Xiumin, mencengkram bahu Xiu Zuan. Jujur, Xiu Zuan sudah ketakutan, Xiumin sedikit berubah.
"Xiumin, sudah ku bilang ... dia hanya manusia biasa. Aku mengenalnya sudah dua tahun, dia baik padaku. Memberikan segalanya yang aku mau. Namun aku meninggalkannya karena dia mau menikahiku. Aku tak mau menjalin hubungan serius dengannya. Karena aku hanya cinta dengan uangnya." jelas Xiu Zuan, sontak membuat Xiumin sweetdrob. Sematre itu kah istrinya? Sangat berbanding terbalik dengan sifat Xiu Zuan di masa lalu.
"Sungguh, kau hanya mencintai uangnya? Dia tak menyentuhmu, kan?" tanya Xiumin mengintimidasi.
"Ck, semurahan itukah aku di matamu Xiumin?! Tentu saja aku tak mau di sentuh olehnya. Enak saja, hanya kau manusia bodoh yang sudah menyentuhku, bahkan membuatku hamil." Xiu Zuan merajuk. Ada perasaan lega di dalam hati Xiumin. Tapi ia kembali berpikir, kalau Xiu Zuan mengenal iblis itu sudah sangat lama, lalu kenapa iblis itu tak membunuh Xiu Zuan? Apa yang sedang di rencanakan iblis itu saat ini?. Batin Xiumin resah.
"Tidakkah kalian merasa aneh? Kenapa iblis itu tak menghabisi Xiu Zuan?" tanya Xiumin datar, seraya memandang para sahabatnya. Suasana berubah serius. Seolah mereka memikirkan hal yang sama dengan apa yang Xiumin pikirkan. Kecuali Xiu Zuan yang celingak-celinguk tak tau apa-apa.
"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Siapa yang akan membunuhku? Lee Quei kah? Omong kosong. Dia terlalu bucin denganku, tak mungkin dia akan membunuhku." ujar Xiu Zuan sambil terkekeh. Xiumin dibuat kembali geram. Kenapa Xiu Zuan sangat genit dan percaya diri sekali?.
"Kau bilang dia mencintaimu?!" ketus Xiumin.
"Em, Iya. Siapa yang tak terpana dengan kecantikan seorang Yang Xiu Zuan ini?" ucap Xiu Zuan dengan percaya dirinya, sambil menyibak rambutnya ke belakang dengan tingkah menyebalkan.
Xiumin meraup wajahnya kasar. Ingin rasanya melempar Xiu Zuan kerawa-rawa. Sedang para sahabatnya hanya mengerjapkan bola mata polos mereka. Terlalu syok dengan sifat Xiu Zuan yang kelewat kegatelan.
"Tapi, dia iblis Xiu Zuan. Dia berbahaya. Dia mengincar nyawamu."
"Oh, ya?" Xiu Zuan hanya manggut-manggut. Seakan semua ucapan Xiumin hanya sebuah candaan semata.
"Oh ya, Kak Zhen. Aku mau tanya. Apa Xiumin di masa lalu sangat mencintaiku seperti saat ini?"
Sontak Xiumin memelototkan kedua bola matanya. Takut Kalau-kalau para sahabatnya berkata jujur pada Xiu Zuan. Bisa habis dia.
"Emm, tentu saja Xiumin sangat mencintaimu. Tak mungkin kan dia mencarimu sampai ke sini kalau tak cinta denganmu." jawab Zhen dengan senyuman yang terlihat dipaksakan. Mencari aman saja dari pada kena amukan singa liar itu.
"Oohhh ... So sweettt ... tak ku sangka aku begitu mempesona, sehingga para lelaki jatuh dalam cintaku." Xiu Zuan berucap manja. Xiumin kembali menepuk jidatnya. Begitu juga para sahabatnya. Menjatuhkan rahang mereka, menganga dengan tidak elitnya.
"Xiu Zuan, ku mohon padamu. Jangan dekat dengannya, aku tak mau terjadi apa-apa denganmu juga baby." Xiumin mengelus perut datar sang istri.
"Iya, iya selagi uangmu masih mengalir. Aku tak akan dekat dengannya." jawaban Xiu Zuan terlalu frontal tanpa filter.
"Sebenarnya kau ini cinta denganku atau uangku?!" geram Xiumin menjitak kepala sang istri.
"Dua-duanya, kalau aku tak cinta denganmu, mana mungkin aku mau mengandung benihmu."
Para sahabatnya sudah bosan dengan adegan pertengkaran mereka berdua yang tentu tak ada ujungnya. Mereka semua memilih diam, menikmati drama di hadapannya.
"Kasar kau! Mata duitan!" bentak Xiumin, ia lelah dengan sifat Xiu Zuan yang tak mau mengalah sedang ia tak suka dengan bantahan.
"Akkhh, perutku ...," Xiu Zuan meringis kala merasakan kram pada perutnya.
"Xiu Zuan, kau kenapa? Maafkan aku, okey," Xiumin panik, mengelus perut sang istri lembut. Ia sungguh khawatir.
"Makanya jangan membentak. Baby tak suka." Xiu Zuan mempoutkan bibirnya.
Xiumin kembali gemas. Dan mencium pucuk rambut sang istri. Memeluk tubuh wanita tersebut yang terlihat mulai berisi. Ia tersenyum bahagia. Walau tak dapat dipungkiri, ia tengah gelisah memikirkan rencana iblis sialan itu.