Di mana b******n itu berada? Keluar kau!! Jangan bersembunyi, dasar pecundang ...!!" teriak Xiu Zuan, di depan aula istana kerajaan.
"Ratu Xiu ... apa yang anda lakukan? Nanti Raja bisa murka," ucap salah satu prajurit itu, khawatir.
"Persetan dengan Raja!! Bagiku dia hanya seorang monster! Di mana dia? Cepat panggilkan!!" Xiu Zuan mengobrak abrik seluruh isi aula itu.
"Ratu, jika Ratu ingin mencari Raja, beliau ada di danau istana." beritahu sang pengawal.
Xiu Zuan tak menunggu lama, ia segera melesat menuju tempat yang di tunjukan pengawal tadi.
***
Raja Xiumin, terlihat pemuda itu sedang berdiri di pinggir danau, amarahnya yang semalam belumlah hilang sepenuhnya. Entah mengapa ia begitu benci kala ada seorang yang mendekati Xiu Zuan. Hingga tiba-tiba suara teriakan seseorang yang begitu ia kenal membuyarkan atensinya.
"b******n ... BIADAP ...!!!"
Xiumin membalikkan badannya pelan seraya menyunggingkan sebelah bibirnya. Sangat tampan sekaligus b******n secara bersamaan.
Xiu Zuan sudah berdiri didekat Xiumin dengan nafas terengah-engah, raut wajah kacau, kedua mata sembab dan jangan lupakan sebilah belati tergenggam di tangan putihnya.
"Kau sudah menerima kejutanku, manis?" tanya Xiumin, seraya tersenyum sinis.
Mendengar perkataan Xiumin, sontak membuat Xiu Zuan naik pitam. Ia benar-benar hilang kendali. Tanpa basa basi, Xiu Zuan langsung menyerang Xiumin membabi buta.
"b******n kau! Apa salahku, hah?! Hingga kau membunuh semua orang yang aku sayangi. Kenapa kau tak membunuhku sekalian? Raja biadap!!!" teriak Xiu Zuan disela isakanya. Terus-menerus bergerak menyerang Xiumin.
Bagi Xiumin, serangan gadis itu bukanlah apa-apa. Dengan sangat mudah ia menghindari serangan kelinci manis itu. Hingga akhirnya Xiumin mulai geram dan mencekik leher Xiu Zuan.
"Kau milikku! Dan kau di takdirkan untuk menghilangkan kutukanku, serta mengandung keturunanku." desis Xiumin.
"Aku tidak akan sudi!!!" Xiu Zuan berteriak dan menorehkan belatinya ke arah wajah Xiumin. Membuat Xiumin reflek melempar tubuh Xiu Zuan, hingga terpelanting ke pinggir danau.
Xiumin benar-benar hilang kesabaran saat ini, jiwa iblis di dalam tubuhnya mulai menguasai dirinya.
"AKU SUDAH MUAK!! MARI KITA AKHIRI SEMUA INI, YANG XIU ZUAN!!!"
Di sisi lain.
Zhen sedang bersikutat dengan peralatan medisnya. Entah apa yang dilakukan pemuda itu, yang jelas ia terlihat begitu serius. Membaca mantra- mantra, dengan sekejap cahaya berkilau muncul di hadapanya.
Zhen segera mencampur darah dan rambut Xiu Zuan ke dalam sebuah wadah. Beberapa saat kemudian senyum merekah bak bunga lotus terpancar di bibir pemuda tampan tersebut.
"Sudah kuduga ... Xiu Zuan mengandung keturunan Raja ... dan calon anak itu seorang pangeran ....!"
Zhen tersenyum bahagia. Ia segera beranjak menemui junjungannya, untuk segera memberikan kabar gembira ini.
Di tepi danau.
Xiumin berlahan menghampiri tubuh Xiu Zuan yang terlihat tengah merintih kesakitan.
Akhirnya apa yang diinginkan Xiumin selama ini bisa terwujut. Membunuh bocah pembangkang yang selama ini selalu menguji kesabaranya.
Xiumin mengangkat tubuh Xiu Zuan ala bridal style. Dan membawanya ke tengah danau. Menatap mata doe yang menatapnya berkaca-kaca, menggambarkan ke pahitan dan kesedihan yang begitu mendalam. Yang mungkin tengah gadis itu rasakan.
Xiumin melemparkan tubuh Xiu Zuan ke dalam air danau, berlahan namun pasti.
Menatap intens hamparan air danau keruh, yang berlahan kembali tenang, menandakan tiada kehidupan.
Xiumin terkekeh nista, membalik badannya dan meninggalkan sang istri tenggelam di dalam dasar danau.
Sedangkan Xiu Zuan.
Samar-samar kedua mata sayu itu memandang permukaan danau yang semakin lama semakin jauh dari tatapannya. Menandakan ia sudah tenggelam terlalu dalam. Berlahan nafasnya mulai tersengal, sesak ... sakit seperti terasa tercekik. Namun ia berusaha tenang dan tersenyum.
Mungkinkah ini yang dirasakan pelayan Yihua dan Tao, saat Xiumin melenyapkan mereka? Aku akan menyusul kalian, ayah ... ibu ... aku juga akan menyusul kalian..
Berlahan Xiu Zuan memejamkan kedua matanya dan tersenyum.
"Kau akan berada di tempat yang indah Xiu-er ...," suara Phoenix itu kembali terdengar, samar-samar di telinga Xiu Zuan
Zhen berlari ke aula istana, mencari keberadaan Xiumin. Ia sangat bahagia akhirnya apa yang di inginkan sang raja akan segera terwujud. Sebenarnya bukan hanya keinginan Xiumin saja, namun keinginan semua anggota kerajaan. Suatu hari nanti pasti ada saatnya dimana seorang Raja Xiumin akan turun tahta dan harus ada generasi berikutnya.
Zhen melihat Xiumin tengah berjalan dari kejauhan meninggalkan danau. Mungkin dia sudah selesai menenangkan diri, pikir Zhen.
Zhen pun berlari menghampiri sosok pemuda perkasa itu.
" Raja Xiumin ...!!"
Xiumin mengernyitkan keningnya, heran.
"Kenapa kau berlari, Zhen? Tak biasanya kau seperti ini?!" tanya Xiumin datar. Heran dengan sikap Zhen yang tak biasa.
"Aku ingin mengucapkan selamat untukmu dan juga negri Zhang!" tuturnya menggebu.
Xiumin menaikan sebelah alisnya, ia masih tak mengerti dengan ucapan Zhen. "Untuk?"
"Xiu Zuan mengandung keturunanmu, Xiumin!" ucap Zhen antusias.
"Katakan sekali lagi, Zhen!!!"
"Xiu Zuan mengandung seorang pangeran Xiumin! Bukankah itu keinginanmu selama ini?!"
Xiumin terdiam memaku. Tanpa berucap lagi, Xiumin kembali berbalik ke danau. Ia berlari dan menjeburkan dirinya ke tengah air danau.
Zhen masih tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ia berlari mengikuti Xiumin, dan menunggu di pinggir danau. Rasa penasaranya pun semakin bertambah. Ia tak mengerti apa yang terjadi dengan Xiumin dan juga Xiu Zuan. Namun perasaanya mengatakan ada hal buruk yang sedang terjadi pada gadis itu.
Zhen terus saja memperhatikan permukaan danau, namun Xiumin tak kunjung muncul. Ia semakin kalut dalam kekhawatiran.
Sedang Xiumin berada di dalam danau, mata tajamnya menelisik ke setiap sudut mencari keberadaan bocah liar yang baru saja dilemparnya. Hingga pandanganya berhenti pada sosok yang tergeletak di dasar danau, dengan wajah pucat dan luka lebam menghiasi wajah putihnya. Xiumin segera memeluk tubuh bocah itu dan memperhatikannya sekilas.
Sial! Kenapa wajahnya tenang sekali. Dia benar-benar ingin mati.
Xiumin segera membawa tubuh Xiu Zuan ke permukaan ndan membaringkannya di pinggir danau.
Zhen membelalakkan kedua bola matanya. Dia benar-benar syok, tidak mungkin, Xiumin mencoba membunuh Xiu Zuan. Pikirnya, masih tak percaya.
Zhen segera berlari dan memeriksa keadaan gadis tersebut.
"Bagaimana, Zhen? Apa dia masih hidup?" tanya Xiumin khawatir, lebih tepatnya khawatir pada calon anaknya.
Zhen memeriksa denyut nadi Xiu Zuan, kemudian beralih ke area perut gadis tersebut.
"Janinnya baik-baik saja, tapi ... denyut nadi Xiu Zuan sangat lemah. Dia bisa kehilangan nyawanya!" panik Zhen.
Xiumin mulai cemas dan merengkuh tubuh Xiu Zuan dalam gendonganya. Memeluk erat menenggelamkan kepala Xiu Zuan dalam kehangatan.
Zhen masih terpaku, ia merutuki kebodohan Xiumin yang sudah bernotaben sebagai adiknya. Sudah berapa kali ia memperingatkan agar lebih sabar menghadapi istrinya. Namun sekarang apa yang terjadi, pemuda itu malah mencoba membunuhnya. Dasar bodoh.
Jangan tinggalkan aku ... aku mohon ... maafkan aku Xiu Zuan ...
***
Xiu Zuan terbangun di sebuah padang rumput yang terlihat begitu luas, sangat menenangkan, dia tidak pernah merasakan ketenangan seperti di tempat ini.
Xiu Zuan menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Ia masih mencerna di mana dirinya sekarang berada?. Hingga pandanganya teralihkan pada sekelebat sosok mirip seperti burung namun terlihat sangat indah, berwarna jingga keemasan.
"Yang Xiu Zuan." ucap mahkluk itu.
"Kau bisa bicara? Siapa kau sebenarnya?" tanya Xiu Zuan penasaran. Benarkah ini kenyataan? Ia merasa tengah bermimpi.
"Aku Phoenix ..."
"Di mana aku sekarang?"
"Kau berada di dalam mimpimu manis ... aku bukanlah bagian dari mimpimu, tapi aku adalah dirimu ...,"
Xiu Zuan masih tak bisa mencerna ucapan makhluk itu. Ini masih terlalu aneh baginya.
Hingga tiba-tiba makhluk itu berubah menjadi sosok manusia tampan. Sontak Xiu Zuan membelalakkan kedua matanya. Baru kali ini ia bisa melihat wujud Phoenix yang selama ini menjaga dirinya. Biasanya hanya berinteraksi lewat batin saja.
"Kau tampan sekali, Phoenix!" Xiu Zuan memekik girang.
Phoenix itu hanya menyunggingkan senyumannya. Ia baru tau bahwa bocah yang selama ini ia jaga ternyata begitu menggemaskan. Ia jadi ingin mengajak bocah imut itu tinggal bersamanya. Ya! Phoenix akan membebaskan hidup Xiu Zuan dari Xiumin. Terbebas dari penderitaan dan kepedihan yang selama ini menghantui gadis itu.