Ternyata dalam diamnya Nagara, dirinya mendengar beberapa pembicaraan para tetangganya yang saling berbisik-bisik tapi tak menyadari volume suara mereka yang bisa dibilang bukan berbisik melainkan berbicara seperti biasa seakan-akan menyindir mamahnya. Nagara tau dirinya tak seharusnya memikirkan hal tak penting seperti ini tapi Nagara tak bisa mengabaikan bahwa mamahnya dibicarakan seperti ini, Nagara tak masalah jika dirinya yang dibicarakan tapi mengingat wajah sedih mamahnya membuat Nagara perlu mengingatkan mereka untuk tidak sembarangan berbicara seperti itu karena pasti mamahnya terluka. Disaat Nagara memikirkan cara mengingatnya para tetangganya, pikirannya justru kembali teringat oleh pembicaraan tetangganya yang terdengar menyakitkan bila Nagara dengar. Tak bisakah hari yang ge