Pria Baik Hati

2055 Kata
Naraya yang sedang menunggu Nagara pun di buat bingung, tak biasanya Nagara seperti ini. Apakah ada yang mengganggu Nagara lagi? Sejenak pikiran Naraya menjadi tak tenang, karena baru pertama kali Nagara tak makan siang bersama dengan Naraya. Waktu istirahat hampir selesai, namun Naraya masih belum melihat Nagara yang biasanya menemaninya mengobrol sambil menunggu bel pelajaran berbunyi. Sementara Naraya yang terlalu sibuk memikirkan keberadaan Nagara, tak menyadari jika sekumpulan gadis-gadis mengelilinginya dan mengejeknya. "Oh jadi dia yang di bilang sama murid kelas kita! Gak cantik tuh. Biasa aja ah," ujar salah satu siswi. "Iya gak cocok dia sama kak Bintang! Parah aja. Masa orang sejenis dia di rumorin deket sama seorang Bintang Argantara? Ih gak mungkin banget kan," sindir murid lainnya. "Bukan gak cocok lagi dia mah. Emang gak pantes banget dia jadi pacarnya kak bintang," ujar murid lain ikut kesal. Naraya yang merasa kelasnya lebih berisik dari biasanya pun menolehkan kepalanya, dan ia bingung menatap orang-orang yang juga menatapnya dengan tatapan kesal. Loh memang apa salah Naraya? Belum sempat bertanya, tiga orang di hadapannya sudah lebih dulu memaki Naraya. "Gak usah sok-sokan bingung lu! Lu kan Naraya Putri Atama yang ngegodain kak Bintang! Ngaku deh lu," maki murid itu kesal. "Tau lu dasar cewek gila perhatian ya lu! Sampe kakak kelas aja lu godain! Butuh apa lu duit atau apa sebut biar gue kasih nih," ujar murid lain geram. "Kasihan banget sih saking butuhnya duit sampe sebar rumor ini itu. Mau tenar mbaknya?" sindir murid lain semakin kesal. Naraya yang mengerti apapun semakin bingung, mereka siapa? Kapan dirinya menyebar rumor? Apakah mereka tipe orang yang senang menganggu orang lain? Tak ingin di anggap seperti itu Naraya pun membalas ucapan mereka. "Bingunglah gi mana gak? Tiba-tiba ada orang yang maki-maki tapi gak tau masalahnya apa! gi mana gue gak bingung?! Gue harus ngaku apa. Kak bintang yang itu? Lah gue mah gak deketin dia! Emang dulu dia bantuin gue pas awal masuk tapi itu karena dia panitianya. Ngapain gue ngodain orang sebaik dia. Dia pria yang baik kok gak aneh-aneh! Gila perhatian apaan?! Rumor apaan? Astaga gue gak tau tujuan kalian ke sini apa tapi gue gak pernah keluar dari kelas selama istirahat terus gi mana caranya gue nyebarin rumor? Astaga duit buat apa. Tenar apaan?! Gak pernah mikir ke sana gue buat apa," balas Naraya ikut kesal. Saat ketiga murid di hadapan Naraya ingin kembali memaki Naraya, Nagara masuk ke kelas Naraya. Tak hanya Naraya yang bingung kehadiran 3 siswi lain di kelasnya, Nagara juga sama tak mengertinya mengapa menatap Naraya kesal. Namun meski gitu Nagara tak perduli siapa mereka, selama Naraya baik-baik saja maka tak ada yang perlu Nagara lakukan. Melihat jam yang hampir memulai kelas pun membuat Nagara mempertanyakan keadaan Naraya selama dirinya tak ada tadi, sementara Naraya yang di tanya pun balik bertanya kepada Nagara. "Lu udah makan Naraya? Gi mana tadi gue gak ada lu ke mana aja?" tanya Nagara khawatir. "Udah Na. Iya lu ke mana aja sih? Tumben amat gak ke kelas gue?" tanya Naraya bingung. Belum sempat Nagara menjawab pertanyaan Naraya, ucapannya sudah di potong lebih dulu oleh 3 siswi ini. Sebenarnya apa tujuan mereka ke sini? Bila hanya ingin mencari masalah dengan Naraya, maka Nagara jamin mereka salah memilih lawan karena Nagara tak akan membiarkan siapapun menyakitin Naraya. "Parah banget sih! Udah ngegodain kak Bintang eh cowok lain juga di godain," sindir murid lain sebal. "Iya parah banget sih jadi cewek! Sok kecantikan banget jadi cewek," maki murid lain sebal. "Bisa-bisanya ya centil ke sana sini. Aneh dasar," ujar murid lain ikut kesal. Nagara yang tak terima mendengar makian dari 3 murid aneh ini kepada Naraya, membuat Nagara ingin memarahi mereka balik. Namun belum sempat Nagara mengatakan apapun, salah satu siswa dari kelas lain juga memasuki kelas Nagara dan memarahi 3 murid aneh ini. Ternyata  siswa dari kelas lain itu adalah Bintang Argantara, orang yang sejak awal mereka bicarakan. Sebenarnya bukan maksud bintang untuk menguping atau ikut campur masalah orang lain, hanya saja tadi dirinya pas melewati kelas ini tak sengaja mendengar makian yang tak sepantasnya di ucapkan dan 3 murid ini ketakutan karena ketahuan memarahi Naraya. Tak banyak yang bisa mereka bertiga lakukan selain karena memang mereka yang salah tapi Bintang juga di kenal sebagai murid dingin namun tak setengah-setengah untuk menghukum ataupun melindungi orang. Habislah mereka yang akan berakhir dengan memasuki ruang BK, dan benar saja Bintang memperingatkan mereka untuk lebih bisa menjaga ucapannya. Dan mereka bertiga terkejut saat mengetahui bahwa siswa di samping Naraya adalah kembarannya, bukan seperti apa yang mereka ucapkan tadi. "Kalian ini ke sekolah itu bukan untuk nyari ribut sama orang lain! Jadi perempuan itu harus bisa jaga ucapannya. Kalian gak tau kalo Naraya itu kembar dan dia kembarannya," ujar Bintang dingin. Melihat ekspresi terkejut mereka bertiga membuat Nagara mengerti bahwa makian mereka tadi, itu karena mereka tak mengenalnya dan malah mengira Nagara sebagai teman seangkatan. Sementara Naraya bingung tentang rumor yang beredar, tak ingin kebingungan Naraya pun bertanya kepada Bintang. "Kak bintang emang ada rumor apa di sekolah? Ada masalah lagi atau ada apa sebenernya?" tanya Naraya bingung. Bintang mengerutkan dahinya bingung, rumor? Masalah? Apa maksud Naraya? Bintang malah tak tau ada hal seperti itu di sekolahnya, Naraya yang masih penasaran pun bertanya kepada 3 murid di hadapannya. "Rumor? Masalah? Maksudnya gi mana Naraya? Emang ada hal kayak gitu di sekolah kita ya Naraya?" ujar Bintang bingung. "Iya kak, ada kok. Oh iya! Kalian tau rumor apa yang beredar di sana gak? Kok kalian sampe bilang gue godain kak bintang?" tanya Naraya bingung. Mendengar ucapan Naraya semakin membuat 3 murid ini panik, sementara Nagara dan Bintang menatap 3 murid ini serius. Seakan mereka menuntut penjelasan, merasa tak bisa berbohong ataupun pergi dari sini 3 murid ini pun pasrah menjelaskan pertanyaan Naraya. "Hmm itu ... Katanya Naraya itu selalu deketin kak Bintang dan Naraya itu kalo ke mana-mana sama kak Bintang terus makanya rumor soal Naraya sok-sok an deketin kak Bintang itu rame banget," ujar murid itu takut. "Iya ada yang bilang juga katanya Naraya udah nembak kak Bintang terus Naraya ngelarang kak Bintang deket sama cewek-cewek," ucap murid lain semakin takut. "Kalo untuk masalah kayaknya banyak siswi-siswi kayak kami yang ke makan rumor itu jadi benci sama Naraya bahkan beberapa dari mereka jadi suka ngomongin Naraya. Emang rumor itu gak bener Naraya?," tanya murid lain bingung. Bintang dan Nagara pun ingin memaki siapapun yang berani menyebarkan rumor tidak berguna seperti itu, sementara Naraya terkekeh geli mendengar rumor yang beredar. Bagaimana bisa dirinya melakukan hal konyol seperti itu, setelah bisa mengendalikan tawanya Naraya menjelaskan bahwa semua yang di katakan tak pernah Naraya lakukan. "Semua rumornya salah itu. Gue gak pernah deketin apalagi ke mana-mana sama kak Bintang! Satu-satu orang yang nemenin gue ya kembaran gue Nagara ini. Lucu banget gue nembak kak Bintang? Pacaran sama kak Bintang? Gue? Ahahaha bukan gue itu mah ... Lagian ngapain juga gue ngelarang kak Bintang deket sama cewek-cewek orang dia sendiri aja emang gak deket sama banyak cewek selain kegiatan ekskul. Ya ampun ada-ada aja orang tuh," ucap Naraya geli. Nagara memutar bola matanya kesal, kembarannya masih bisa sesantai ini setelah apa yang ia dengar. Benar-benar tidak waras dasar! Sementara Bintang tersenyum tipis melihat tanggapan Naraya yang tak seperti wanita kebanyakan, Naraya justru terkekeh dan memberi tau bahwa tidak ada apa-apa antara dirinya dan Bintang. Entah mengapa Naraya di mata Bintang terlihat menarik setiap harinya, tapi salah satu murid itu masih tak percaya karena ia melihat Bintang tersenyum dan sepertinya Bintang sangat mengenal Naraya hingga tau bahwa Naraya memiliki kembaran. Merasa belum puas, murid itu kembali bertanya mengenai apa yang menganggu pikirannya tentang kedekatan Naraya dan Bintang. Terlebih tatapan Bintang kepada Naraya tak setajam Bintang saat menatap orang lain, Naraya pun menjelaskan awal dirinya bertemu dengan Bintang. "Kalo kalian gak pacaran terus gi mana cara kak Bintang tau kalo Naraya punya kembaran? Emang gi mana awalnya kalian kenal?," tanya murid itu bingung. "Ya taulah kan pas daftar sekolah ke sini gue nyerahin data diri dan apa-apa sama kembaran gue. Terus juga pas awal gue masuk kak Bintang itu panitia penerimaan siswa-siswi baru yaudah pasti dia tau dong," ucap Naraya santai. Merasa tak ada lagi yang bisa di lakukan 3 murid tersebut, dengan sendirinya mereka bertiga pun pergi meninggalkan kelas Naraya. Namun Nagara menatap Bintang bingung, kenapa pria ini masih di sini? Ini bukan kelasnya kan? Lalu mengapa dia malah terdiam sambil menatap Naraya. Merasa hal itu bukan hal penting, Nagara menjelaskan kenapa dirinya tadi tak menemani makan siang Naraya. Dan Naraya pun akhirnya mengerti mengapa kembarannya tidak ada tadi, sementara itu Bintang teringat satu hal yang di pesankan padanya. "tadi gue di panggil ke ruang BK biasalah Naraya, terus ya gitu deh makanya kesini nya pas udah mau masuk kelas. Sorry gara-gara gue eh lu jadi makan sendiri dan gak ada yang ngajak ngobrol," ucap Nagara sedih. "Gak apa-apa kok, yaudah balik ke kelas gih Na! Nanti lu di cariin," ujar Naraya lembut. Nagara pun menganggukkan kepala mengerti dan meninggalkan kelas, sementara Bintang yang merasa perlu mengatakan pesan untuk Nagara pun menyusul Nagara dan mengajaknya mengobrol sebentar. "Nagara tunggu! Ada yang mau gue sampein ke lu," ujar Bintang mengingatkan. Nagara yang merasa namanya di panggil pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, Nagara tak mengerti mengapa Bintang memanggilnya tetapi Nagara menjawabnya. "Apa? Lu mau minta izin nembak Naraya ke gue?" ucap Nagara datar. "Gue di suruh guru BK nyampein katanya lu pindah ke kelas gue aja mulai besok Nagara. Jadwal sama kok terus kalo lu butuh apa-apa bilang aja ke gue Ok? Keliatan ya? mungkin bukan sekarang Nagara nanti kali," ujar Bintang santai. "Itu aja? Ok. Kalo emang lu beneran sayang sama kembaran gue jangan sakitin dia," jawab Nagara datar. Bintang menganggukkan kepalanya dan Nagara kembali melanjutkan langkahnya memasuki kelas, sementara Bintang berbalik arah karena kelasnya tak jauh dengan kelas Naraya. Mungkin dirinya terkesan bercanda di mata Nagara, tapi perasaan Bintang untuk Naraya tak pernah main-main. Di saat Bintang sedang melamun dan melewati kelas Naraya, tanpa sadar d**a Bintang menabrak seseorang membuat keduanya meminta maaf. Dan terkejut di saat yang bersamaan, pasalnya orang yang Bintang tabrak adalah Naraya. "Aduh maaf! Maaf banget gue ngelamun jadi jalan gak bener," ucap Bintang lembut. "Eh maaf ... Gue kira gak ada orang lewat lagi maaf ya," ujar Naraya tak enak hati. Menyadari permintaan maaf keduanya terlihat lucu, tanpa sadar membuat Naraya terkekeh geli dan Bintang terpesona saat mendengar tawa Naraya yang terlihat manis dan membuat sudut hatinya bergetar. Sementara Naraya yang melihat Bintang diam saja merasa tak  enak hati, jangan-jangan dia marah dengan sikap Naraya yang ceroboh atau mungkin suara tawanya yang menyinggung perasaan Bintang. Merasa dirinya telah bersalah, tanpa sadar membuat Naraya menundukkan kepalanya dan meminta maaf atas kesalahan atau mungkin ketidak-sopanannya. Bintang yang mendengar permintaan maaf Naraya pun bingung, apakah dirinya terlalu lama melamun atau ada masalah lainkah yang tak Bintang sadari. "Kenapa minta maaf Naraya? lu gak salah kok," ujar Bintang lembut. "Ya ampun. Naraya kira kak Bintang diem itu marah, mana Naraya ketawa lagi pas gak sengaja minta maafnya barengan hehe," ujar Naraya senang. "Oh itu ... Itu mah itu gak bukan apa-apa kok oh iya kamu mau ke mana Naraya?," tanya Bintang mengalihkan pertanyaan Naraya. "Jangan bilang kak Bintang ngelamunin Naraya ya ahaha. Ini Naraya mau ke perpus soalnya di suruh nyari bahan tugas untuk pelajaran kosong kak," ujar Naraya riang. "Ahaha apaan si Naraya. Oh jadi gitu! Kamu mau di butuh bantuan gak?," tanya Bintang lembut. "Ya lagian kak Bintang ngomongnya setengah-setengah sih. Gak usah kak! Naraya bisa sendiri kok kan Naraya murid cerdas ahahaha," ucap Naraya bangga. Bintang terkekeh geli mendengar kepercayaan Naraya, dan semua hal yang Naraya lakukan terasa menggemaskan dan membuat Bintang tertawa tanpa sadar. Merasa ada yang perlu di lakukan di kelasnya, Bintang pun pamit pergi dan Naraya pun melanjutkan langkahnya ke perpustakaan yang sempat terhenti tadi. "Ok deh. Ada yang perlu gue lakuin di kelas, hati-hati ke perpustakaannya ya! Gue duluan Naraya," ujar Bintang lembut. Naraya pun menganggukkan kepalanya semangat, sementara Bintang mengusap-usap kepala Naraya lembut dan berlalu pergi ke kelasnya. Naraya yang di perlakukan dengan baik oleh Bintang pun hanya mampu membuatnya menggugamkan sosok bintang padanya. "Kak bintang memang pria baik hati," gumam Naraya senang. Dalam langkahnya Naraya tersenyum senang karena selain mamah dan Nagara ada orang baik hati lain yang mau menyapanya, Naraya benar-benar bersyukur dan salut akan pria baik hati seperti Bintang Argantara. |Bersambung|
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN