“Pagi tadi saat aku mau berangkat kerja Jeje minta waktu untuk bicara. Aku perkenankan dia bicara. Aku tanya dia mau bicara di mana? Jeje minta bicara di meja makan. Dia bilang anggap saja kami bertamu ke rumah dia. Jadi dia akan menyediakan teh. Kembali otaknya Sarti jalan. Jeje yang enggak pernah ngapa-ngapain tiba-tiba ngebikinin teh buat kami berdua. Di situ Sarti langsung curiga. Nggak mungkin dong kalau nggak mau ada apa-apanya dia yang bikinkan teh, pasti dia akan menyuruh pembantu itu pikiran Sarti. Aku sampai situ sebenarnya belum tahu apa pun perkiraannya Sarti. Ini aku cerita karena sudah terjadi, jadi aku sudah tahu. Saat itu aku belum tahu. Pokoknya aku lihat memang Jeje membuat minuman buat kami berdua.” “Lalu aku tanya kamu mau bicara apa? Jeje jawab bahwa dia tidak setuju