Abrisam tengah duduk berhadapan dengan Haris di ruang tamunya saat ini. Malam yang semakin larut tak membuat dua orang yang terlibat perbincangan itu menjadi mengantuk atau hilang fokus. Keduanya masih terus membicarakan berbagai kemungkinan p*********n-p*********n lain pada Abrisam. Maka dari itu, keduanya mempersiapkan beberapa strategi urgent yang bisa Abrisam lakukan saat dirinya berada dalam situasi berbahaya. Kecerdasan Haris membuat Abrisam tidak bisa berkata-kata. Akan tetapi, ada yang aneh di sini. Abrisam mencoba mengamati lengan jas hitam yang dikenakan oleh Haris, tampak terdapat sayatan pisau di sana. Sekeras Abrisam mencoba berpikir sendiri--tentu berpikir hal yang positif, tetap saja.. buntu pikirannya! Pria itu masih tetap saja penasaran. "Haris?" Haris yang tengah