41. Kemarahan Riani

1890 Kata

Riani terdiam. Tubuhnya seakan membeku sementara dadanya sesak dan panas, saat melihat Mana berjalan bergandengan tangan dengan Ribut. Keduanya berjalan menuju ke parkiran dengan santai dan tatapan penuh cinta, seolah mereka adalah pasangan teruwu yang tidak ada masalah sama sekali. Mereka terlihat bahagia dan membuat Riani menjadi semakin benci dengan keduanya, terutama Mana. Provokasi yang dilakukannya pada Mana tadi siang, sepertinya tidak memberikan efek apapun pada hubungan mereka. Mana dan Ribut terlihat baik-baik saja. Riani menjadi sangat kesal dan mengepalkan tangan kuat-kuat serta menggigit bibir, mencoba menahan diri agar tidak berlari dan menghantam wajah Mana dengan tas kantornya. Itu hanya akan membuatnya menjadi seperti perempuan gila yang iri dengan kebahagian orang lain. S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN