Pria itu berjalan dengan tergesa-gesa membelah kerumunan mall yang ramai. Tidak diperdulikannya wanita sialan yang telah mencabik-cabik perasaan dan egonya pergi bersama calon suami sialannya begitu saja. Sebelum ia memasuki mobil sedan hitamnya, dia menggeram dengan suara rendah. "Panggil Rani ke kantor sekarang juga!" "Baik, Bos!" Jawab Asisten pribadinya. Tiga puluh menit kemudian Kama telah sampai di pelataran gedung Kama House Of Creativity, perusahaan yang belakangan ini kurang dia perhatikan karena Kama harus mengurus group Atmajaya, group perusahaan keluarganya ditengah ketidakhadiran Ayah dan Kakaknya. Kama menghempas tubuh pada kursi kerja. Sambil menutup mata, ia mengurut keningnya yang terasa berdenyut lalu menghembus nafas berat. Beberapa hari ini sedang terjadi