Blurb

216 Kata
Mengenal seseorang itu tidak butuh waktu lama. Namun untuk melupakannya perlu usaha yang sangat keras. Apalagi seseorang yang disayang. Itu yang dirasakan oleh Muhammad Zayyan Altair. Pertemuan pertamanya dengan seorang wanita menghadirkan getaran di hatinya. Ia memendam rasa yang hadir sesuka hatinya itu dengan menyerahkan diri dan segala urusannya kepada Sang Pemilik rasa dan Pemilik jiwa. "Ya Allah, bila ia adalah jodohku dan yang terbaik untukku, dekatkanlah hatinya dengan hatiku. Bila ia bukanlah jodohku dan yang terbaik untukku, maka jauhkanlah ia dariku dan rasa ini di hatiku agar aku tidak sia-sia dalam menantinya." Do'a itulah yang selalu mengisi malam-malamnya ketika ia bermunajat kepada Sang Penguasa segala yang ada di langit dan di bumi. Karena setiap ia berbisik di bumi dalam setiap sujudnya, maka langit akan mendengarnya. *** Bertemu dan berpisah bukanlah suatu pilihan yang mesti kita tentukan. Karena bertemu dan berpisah sudah digariskan dan kita hanya menghadapi dengan senyuman dan keikhlasan. Ikhlas, tekadang hanya mampu untuk diucapkan, namun sangat sulit untuk dilakukan. Itu yang sedang dialami Ghalin Zayyina, seorang wanita mungil berlesung pipit yang baru saja ditinggal oleh orang yang sangat disayanginya. Dalam kekalutan dan kesedihannya itu, hadirlah seorang pemuda tampan nan rupawan menawarkan kebahagiaan. Akankah ia membuka kembali hatinya yang telah rapuh? Atau ia akan tetap di tempat tanpa mau mengalihkan dunianya yang sendu?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN