Malam pertama dengan mas Candra (21+)

1175 Kata
WARNING (21+) Terdapat adegan dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan sesuai usia. Penulis tidak bertanggung jawab atas penyalah gunaan dan dampak bagi pembaca dibawah umur. Candra semakin memperdalam ciumannya yang sangat lembut dan hangat itu. Emili sangatlah menikmati permainan bibir yang diberikan oleh suaminya meski masih sama-sama kaku. Satu tangan Candra langsung meremas salah satu gundukan kenyal istrinya sementara tangan yang satunya bermain-main di paha mulus istrinya serta naik dan meremas b****g istrinya. Ia kemudian membuka satu persatu kancing baju tidur milik Emili dan membuka pengait bra yang menutupinya. Saat sudah terbuka, Candra takjub melihat bentuknya lantaran sangat padat kenyal dan berisi yang mana membuat Candra langsung meremas dan menjilati salah satunya. Ia menjilat, menyesapnya dengan perlahan yang mana membuat Emili yang sedang dibawahnya semakin tak karuan dan mengeluarkan desahan kecil lantaran merasakan rasa yang sungguh nikmat dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Candra semakin berani membuka celana milik Emili dan juga celana dalam hingga kini tubuh istrinya benar-benar polos. Emili tak tinggal diam, ia ikut membuka celana milik Candra yang kebetulan hanya memakai celana pendek yang mana membuatnya lebih mudah membukanya. Ia sangat takjub melihat bentuk tubuh Candra yang sangat sempurna itu. d**a dan perut berotot serta keringat yang membasahi tubuhnya semakin menambah kesan sexy suaminya. Candra masih sibuk menjilati dan menyesap gundukan milik Emili dan tak lupa meninggalkan beberapa jejak kepemilikan. Sementara jantung Emili berdetak kencang saat merasakan sesuatu yang sangat besar dan panjang itu menindih bagian intinya. Sesuatu yang sudah sangat mengeras dan juga berdiri tegak seakan meminta dibelai. Dengan sedikit ragu Emili menyentuhnya membuat Candra mendesah. "Ouhh sayang, peganglah dan eluslah perlahan" kata Candra. Emili pun mengelus benda pusaka milik Candra yang sangat besar itu. Keinginannya tak cukup sampai disitu. Ia juga perlahan menjilati pusaka itu hingga membuat Candra semakin mendesah. "Ouhh, iya sayang. Kau memang pandai menyenangkan aku. Terus sayang, rasanya sungguh sangat nikmat" kata Candra. Setelah cukup lama Emili menjilati dan mengelus akhirnya Candra mengeluarkan cairan kental berwarna putih diatas tangan Emili. Candra pun tersenyum senang dan menciumi wajah istrinya dengan bertubi-tubi. Setelah beristirahat sebentar, Candra pun kembali menindih tubuh istrinya. "Sayang, bolehkah?" Tanya Candra. Emili yang sudah semakin merasakan gelenjar aneh di tubuhnya hanya bisa pasrah dan mengangguk menuruti permintaan suaminya. "Tunggu dulu mas" kata Emili saat Candra sudah menggesekkan miliknya di depan inti milik Emili. "Kenapa sayang?" Tanya Candra. "Aku takut mas, setahuku ini akan sakit bagi seorang wanita yang baru pertama kalinya melakukan" jujur Emili. "Aku akan melakukannya dengan sangat lembut sayang, percayalah padaku" ucap Candra. "Tapi punyamu sangatlah besar mas" kata Emili dengan wajah yang memerah. "Kau harus terbiasa sayang, karena ini nantinya akan menjadi milikmu sepenuhnya. Mungkin awalnya sakit, tapi itu tak akan lama dan akan berganti dengan kenikmatan. Ya meski aku sendiri pun juga baru kali ini melakukannya tapi aku yakin tidak akan menyakitimu. Tapi misalnya kamu masih ragu, kita bisa menundanya dulu. Aku akan sabar menunggu sampai kamu siap dek." kata Candra. "Jangan mas, emhh maksudku teruskan saja, lagipula ini sudah sampai ditengah jalan" ucap Emili malu-malu. Candra pun tersenyum manis dan langsung memasukkan miliknya yang sangat besar kedalam milik Emili yang masih sangat sempit itu. Emili menjerit saat merasakan sakit yang amat sangat hingga tanpa sadar ia mencakar punggung suaminya. Candra melakukan dengan sangat perlahan dan lama kelamaan saat dirasa Emili sudah tak kesakitan pun ia langsung mempercepat ritme permainannya. Emili yang awalnya merasakan sakit pun melenguh kenikmatan saat rasa sakit itu kini berubah menjadi rasa yang sangat nikmat. "Ouhh,, ini sangat nikmat mas" racau Emili di sela-sela percintaannya. "Nikmatilah sayang, aku milikmu. Dan ini akan menjadi milikmu sampai kapanpun." Jawab Candra. "Kau membuatku gila mas" desah Emili. "Kau juga membuatku sangat gila sayang" balas Candra. Candra pun demikian, ia baru kali ini merasakan yang namanya liang surga dunia yang menurutnya memang sangatlah nikmat. Milik Emili sungguh benar-benar sempit dan membuat miliknya terasa sangat terjepit. "Mas, aku merasakan ada yang aneh, seperti sesuatu yang ingin keluar" racau Emili yang masih diselingi desahan. "Tahan dulu sayang, tunggu aku sebentar. Kita keluarkan bersama ya?" Kata Candra. Emili pun mengangguk sambil terus mendesah kenikmatan. Hingga pada akhirnya mereka meledakkan sesuatu yang sudah tak bisa ditahan lagi secara bersamaan. Setelah selesai, Candra pun memeluk dan menciumi Emili. "Terimakasih sudah mau menjadi milikku seutuhnya sayang. Dan terimakasih juga sudah mau menjaganya untukku" ucap Candra sambil terus menciumi wajah istrinya. Sementara Emili hanya tersenyum sambil mengangguk. Mereka pun melakukan percintaan dengan sangat panas dan berkali-kali hingga membuat mereka tak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul 01.00 pagi. *** Jam 04.30 berkumandang adzan subuh yang membuat Candra terbangun dari tidurnya. Ia pun langsung membuka matanya dan mendapati tengah memeluk tubuh polos istrinya. Ia tersenyum tak percaya sekarang sudah menjadikan Emili Everilda menjadi miliknya seutuhnya. Meski sebenarnya masih ada yang mengganjal di hatinya lantaran hubungan istrinya dengan pria bernama Mike itu. Sebenarnya ia ingin membangunkan Emili agar ikut sembahyang dengannya namun ia merasa tak tega lantaran Emili terlihat sangat kelelahan dengan ulahnya semalam. Ia mengecup dan mengelus puncak kepala istrinya. Ia kemudian turun dari ranjang dengan perlahan dan ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa percintaan mereka kemudian melakukan ibadahnya. Pagi harinya saat Emili membuka mata, ia terkejut saat melihat Candra sedang menatapnya sambil tersenyum. "Selamat pagi istriku" ucap Candra. "Kamu sudah bangun mas?" Tanya Emili sambil menutup wajahnya dengan selimut lantaran malu dengan racauannya semalam. "Aku sudah bangun sejak subuh tadi" ucap Candra masih dengan senyuman lebarnya. "Jam berapa sekarang??" Tanya Emili lagi. "Jam setengah tujuh" jawab Candra. "Apa??" Ucap Emili langsung bangkit dari tidurnya dan duduk. "Kau mau menggodaku lagi ya?" Kata Candra. "Apa maksudmu?" Tanya Emili bingung. Namun Candra hanya menatap istrinya. Emili yang ditatap pun mengikuti arah tatapan suaminya yang menuju kearah dua buah gundukan yang dipenuhi puluhan tanda kepemilikan itu.  Emili yang malu langsung menutup dengan selimutnya yang mana membuat Candra tertawa. "Tak usah kamu tutupi, aku sudah melihatnya" kata Candra. "Dasar m***m" ucap Emili kemudian mencoba berdiri namun ia merasakan sakura yang teramat di area dekat pangkal pahanya. "Aww," teriak Emili. "Kenapa sayang?? Apakah sakit?" Tanya Candra khawatir. Emili pun mengangguk dan menjerit saat dengan tiba-tiba Candra membopong tubuhnya ke kamar mandi. "Aku bisa sendiri mas" kata Emili. "Aku hanya ingin membantumu. Berendamlah dengan air hangat agar otot-otot tubuh yang kaku kembali segar. Acaranya akan dimulai pukul 10.00 jadi kau bisa sedikit lama berendam dahulu." ucap Candra. Emili pun mengangguk dan merendam tubuhnya dengan air hangat yang ada didalam bathub kamar mandi yang sudah disediakan oleh suaminya. Dan benar saja setelah ia berendam cukup lama, tubuhnya merasa lebih baik dan sudah tak merasakan perih yang teramat lagi meski masih ada sisa-sisa rasa perih yang ia rasakan dibagian intinya. Ditambah aroma terapi yang Candra berikan membuat tubuhnya kembali segar dan rileks. "Aku sudah menjadi istrimu sepenuhnya mas. Aku masih belum percaya jika aku sudah melakukannya denganmu. Aku berjanji akan segera mengakhiri hubunganku dengan kak Mike. Kau benar, aku hanya terobsesi saja padanya. Ternyata kamulah yang berhasil mencuri hatiku. Kamulah yang aku cintai. Terimakasih sudah mau menerima kesalahan ku ini. Secepatnya akan aku urus hubunganku dengan kak Mike." Lirih Emili di sela-sela berendamnya itu. . . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN