Chapter 5

1275 Kata
Darah... Hanya darah segar yang ada difikirannya saat ini. Ia semakin jauh masuk melewati perbatasan hutan untuk mencari darah yang akan melepaskan dahaganya. Jordan,kusir pribadinya berusaha memperingatinya akan bahaya dari manusia. Beberapa hunter mungkin saja sedang berkeliaran di tengah hutan untuk berburu vampir buas Namun rasa haus yang sudah sampai di ujung ubun-ubunnya tak bisa ia tahan. Fikirannya akan kacau kalau ia  tidak menemukan juga darah yang ingin ia minum. Jordan menyerah dan membiarkan majikannya itu pergi sendirian masuk ke perbatasan. Apalah dayanya yang hanya seorang pelayan. Lebih baik ia diam ketimbang kehilangan pekerjaan atau justru mati di tangan majikannya sendiri. Wanita itu kini sudah mengaktifkan insting vampirnya. Ia meloncat dari pohon ke pohon untuk memperhatikan keaadan sekitarnya. Beberapa hewan sudah ia hisap darahnya. Tetap saja dahaganya belum terobati. Yang ia butuhkan sekarang darah manusia Semakin dalam ia memasuki perbatasan, benar saja yang ia fikirkan. Ia tersenyum menyeringai memperlihatkan taring runcingnya. Darah hewan yang masih basah mewarani bibirnya. Siapapun yang melihat wajahnya saat itu pasti akan lari ketakutan. Seorang manusia hunter,  pemburu vampir buas tidak sadar kalau vampir yang haus akan darah sedang mengawasinya dari atas pohon..                                                                                 ***********                                                                                     Harleen memperhatikan keadaan sekitar. Pemuda itu berhenti masih tepat di tepian hutan pinus. Hanya saja ia sudah berada agak jauh dari kereta kudanya. Ia tidak melepaskan harleen sedikitpun. Ia mencengkram kuat lengan kanan harleen. Harleen merasa pemuda itu akan berbuat sesuatu. Entah mengapa ia seperti menunggu seseorang karna semenjak ia berhenti menyeret harleen ia terus memandang ke arah sebuah pohon besar. "Lepaskan aku.Apa yang kau inginkan hah?" harleen memberontak berusaha melepaskan cengkraman pemuda itu dari lengannya "Aku?  Heh...aku tidak menginginkan apapun. Justru dia yang menginginkanmu" "Dia?  Siapa ha? Lepaskan aku.. Aku bersumpah kau akan menyesali perbuatanmu ini" "ha ha ha ha.. Apa yang dia suka darimu. Kau bahkan wanita yang sangat bodoh. " tawa pemuda itu dengan nada ejekkan. Harleen bingung dengan ucapan pemuda itu. Dia siapa?  Siapa yang memerintahkannya melakukan ini padanya?  Begitu banyak pertanyaan di fikiran harleen. Ia tidak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi padanya. Harleen mengalihkan pandangan ke sudut lain.  Berharap ia menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melarikan diri dari pemuda itu. Sampai matanya tertuju pada batu di bawah kakinya yang lumayan besar, cukup untuk membuat kepala pemuda itu terluka Harleen me matangkan rencananya. Setelah ia yakin dengan rencananya sendiri harleen menarik nafas panjang. Berdoa di dalam hatinya sendiri agar ia bisa kabur dari cengkraman pemuda itu. Dengan tenaganya yang tersisa harleen menginjak kaki pemuda itu dengan keras. Sontak pemuda itu berteriak kesakitan sambil menunduk memegangi punggung telapak kakinya yang di injak harleen. Harleen terlepas dari cengkaraman pemuda itu. Ia mengambil batu yang ia lihat tadi kemudian memukulkannya dengan keras tepat di kepala bagian belakang pemuda itu. Jelas saja pemuda itu semakin meringis menahan rasa sakit. Harleen memanfaatkan situasi itu. Dengan kepanikannya ia tak bisa berfikir jernih untuk melarikan diri ke arah mana. Tanpa ia sadari ia berlari memasuki hutan Cristof yang sudah bersiap keluar dari persembunyiaannya untuk menjemput harleen kaget bukan main karna aksi harleen. Ia menghampiri pemuda yang tadi mencengkram harleen. Cristof mengumpat sejadi jadinya karena pemuda itu lengah. Pukulan tinju mendarat tepat di pipi kiri pemuda itu yang meninggalkan bekas lebam di sudut bibirnya. "Apa yang kau lakukan hah. Dasar tidak berguna. Lihat kau melepaskan gadisku. Aku sudah katakan untuk kau tidak lengah. Kau kira dia wanita yang benar benar bodoh hah" teriak cristof melepaskan amarahnya. Rencana yang ia fikir akan berhasil justru gagal karna kelalaian bawahannya itu. Cristof memerintahkan pemudaa itu untuk membawa bawahannya yang lain dan ikut bersamanya mencari harleen ke dalam hutan.  Tanpa cristof sadari rosalinda menyaksikan semua kejadian itu. Awalnya rosalinda ingin menyusul harleen dan membawanya pergi dari pemuda yang menurutnya telah menculik harleen. Mengingat ia tak pernah mengenal pemuda itu.  Dan ia yakin harleen juga tidak memiliki teman lain selain dirinya dan cristof. Namun langkahnya terhenti ketika harleen melakukan aksi melarikan dirinya. Rosalinda tersenyum lega saat melihat harleen berhasil melepaskan dirinya. Namun senyum itu seketika juga berubah ketika ia tau cristoflah yang merencanakan penculikan itu. Dan yang lebih membuatnya panik lagi adalah harleen yang melarikan diri masuk ke dalam hutan pinus. Sarang dari vampir yang ditakuti penduduk desa.                                                                                         ********** Harleen POV Lututku sudah terasa lemas. Aku tidak kuat lagi rasanya berlari. Sesekali aku melihat ke belakang kalau kalau pemuda j*****m itu mengikutiku. Perasaanku sedikit lega karena pemuda itu tak terlihat menyusulku. Aku terduduk melepaskan rasa penat. Berulang kali aku menepuk pelan dadaku mengurangi rasa sesak. Nafasku masih tersengal sengal. Beberapa bagian dari gaunku sobek cukup parah. Mungkin karena aku tidak memperhatikan jalan. Lumpur juga ikut menghiasi gaun dan kakiku. "hiuff... Siapa pemuda itu?  Apa yang dia inginkan dariku?  Dan siapa yang dia mkasud juga menginginkanku? " gumamku sendiri dengan pertanyaan pertanyaan yang tidak bisa kujawab sendiri Aku meneguk keras salivaku. Mulut ku terasa kering. Aku membutuhkan air untuk menghilangan dahagaku. Sesak nafasku mulai berkurang meskipun energi ditubuhku belum pulih total. Sontak aku kaget mendengar lolongan srigala yang sangat jelas. Aku tersadar kalau diriku sudah jauh berlari masuk ke jantung hutan. Lolongan srigala itu menandakan kalau malam hampir tiba. Tidak mungkin aku kembali kalau kalau pemuda itu menemukanku lagi. Aku memutuskan menyusuri jalan untuk mencari jalan keluar lain. Berharap menemukan tempat berlindung dari dinginnya malam. Atau paling tidak aku menemukan air untuk menghilangkan rasa haus ini. " Ya tuhan.. Kalau ibu tau aku berada disini.  Entah apa yang akan terjadi padanya. Aku pastikan dia akan mengurungku selamanya dan tak akan mengizinkanku keluar rumah lagi" ucapku sambil berdiri dan mulai berjalan dengan pelan. Aku harus segera menemukan tempat berlindung. Kalau bukan pemuda itu yang menangkapku lagi.  Bisa saja srigala buas yang akan menerkamku. Dengan sisa tenaga yang kupunya, akupun memberanikan diri , menyusuri jalan mengikuti kata hatiku.                                                                                     ***********                                                                                     Author POV Alan menemukan kereta kuda dan kusir pribadi tunangan rajanya berhenti tepat di perbatasan hutan. Awalnya alan menduga kalau mereka berhenti untuk istarahat sejenak. Namun dugaan itu berubah menjadi rasa cemas saat jordan yang merupakan kusir pribadi tunangan rajanya itu mengatakan kalau jenifer pergi berburu ke perbatasan dunia manusia "apa yang kau katakan ini jordan. Bagaimana bisa kau membiarkan dia pergi begitu saja. Kalau saja yang mulia tau mungkin kau sudah berakhir menjadi abu sekarang" "Aku sudah mengingatkannya alan. Aku juga tidak bisa berkata banyak. Dia mengancam akan membunuhku" "Kalau sampai dia bertindak nekat dan melanggar aturan. Itu akan mendatangkan masalah besar. Bukan hanya untuk majikanmu itu. Tetapi juga untuk rajaku. Dan kau juga pasti akan kehilangan nyawamu" "Aku mengerti alan. Sebaiknya kita menyusulnya. Dan biarkan bawahanmu yang menjaga kereta kuda ini" "Tanpa kau printahkan aku juga akan melakukan hal itu. Kita tidak bisa berdiam diri saja disini. Aku harus memastikan tidak akan ada masalah yang timbul" Alan dan jordan meleset bak angin. Kecepatan berlari mereka jauh di atas rata rata manusia normal. Alan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mengawasi situasi dari atas. Sementara jordan tetap berlari di atas tanah mengikuti alan dari bawah. Penciuman alan yang terkenal tajam mempermudahnya untuk menemukan jenifer, yang merupakan tunangan dari rajanya. Insting vampirnya semakin kuat tak kala ia mencium bau selain bau tubuh jenifeer. Tanpa melihat secara lansung alan bisa pastikan bau lain yang ia cium itu adalah bau darah manusia. "Kita harus bergegas jordan. Sepertinya majikanmu sudah menemukan apa yang dia inginkan" ucap alan sambil terus melompat dari satu pohon ke pohon pinus lainnya.  Ia meninggalkan beberapa bekas cakaran di batang pohon itu "kau benar alan. Aku mencium bau manusia disekitar sini. Aku bersumpah ini akan jadi masalah besar kalau saja dia ceroboh" Alan hanya tersenyum tipis mendengar ucapan jordan. Ia hanya memikirkan keraguan yang ia rasakan. Entah kenapa seprti akan ada masalah besar yang akan terjadi. Masalah yang memang seharusnya lebih baik  tidak terjadi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN