Bab 18 | Memulihkan Hati

1730 Kata

Genggaman tangan itu masih tak terlepas, tatapannya juga tidak pernah lepas kepada istrinya yang masih terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi, Fayez mengusap lembut punggung tangan Hasna dan mengecupnya dengan takdzim. Tangan itu yang tidak pernah lelah menyiapkan segala kebutuhannya, tangan yang selalu menyambutnya hangat setiap dia pulang ke rumah. “Maafkan aku, Na …” Bisik Fayez entah untuk ke berapa kalinya, setiap mengucapkan itu hanya dia yang mengetahui betapa menyakitkannya itu. Keteledorannya menjadi penyebab Hasna terbaring di ranjang rumah sakit dan betapa terlukanya hati wanita itu atas apa yang dia lakukan. Fayez lalu beranjak untuk mengambil wudhu, memilih untuk tadarus sembari menunggu waktu subuh dan bermunajat kep

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN