“Bastian!” Adi menaikkan nada suaranya saat melihat siapa orang yang sudah berhasil mengganggu kencannya dengan Bintang, ia mengeraskan rahangnya melihat senyum tanpa dosa yang terukir di wajah Bastian. Bintang menundukkan kepalanya saat manik matanya bertemu dengan manik mata Bastian, ia tidak siap harus menangis lagi jika teringat kejadian di kampusnya tadi. “Gue gabung ya?” Bastian menarik kursi yang berada tidak jauh dari meja yang ditempati oleh Adi dan Bintang, lalu duduk tanpa persetujuan dari Adi maupun Bintang. “Lo ngapain sih?” Adi berkata ketus. “Mau makan,” Bastian menjawab dengan wajah datar, ia menatap Bintang yang duduk di samping kanannya, wanita itu mengalihkan pandangannya ke sebelah kanannya, ia tidak ingin pandangan matanya bertemu dengan mata Bastian. “Di tempat la