4 : GADIS DARAH CAMPURAN

1450 Kata
Emely sudah cantik mengenakan gaun berwarna biru muda selutut, rambut panjangnya ia gelung dengan tambahan aksesoris dikepala, membuatnya semakin anggun saja. Bibir terpoles liptint merah muda itu tersenyum saat matanya bersitatap dengan seorang pria gagah yang tengah duduk di singgasana kebesarannya. “Ayah, aku ingin datang ke pesta yang diadakan Selina di packnya.” Emely meminta izin pada Jamien selaku ayahnya. Meskipun ia tergolong gadis yang bebas, tapi tetap saja izin Jamien sangat ia perlukan. “Pergilah hati-hati, jangan pulang larut malam.” Inilah yang Emely suka dari ayahnya, Jamien tidak pernah mengekang dirinya. Gadis itu pun mendekati Jamien dan memberikan kecupan dipipi sang ayah lalu berkata, “Terima kasih, ayah memang yang terbaik.” Jamien terkekeh mendengar penuturan putrinya, apa pun untuk kesenangan Emely pasti akan ia turuti. Baru selangkah Emely berbalik badan hendak pergi, sebuah suara yang sangat ia kenal menginterupsi. “Eme, mau ke mana?” Itu adalah Erlin, melihat putrinya yang sumringah dan tampak terburu-buru segera membuatnya berujar. Seketika langkah kaki Emely berhenti, matanya memejam sejenak sambil menggigit bibirnya dalam. Biasanya sang ibu berbeda pemikiran dengan ayahnya, meskipun Jamien mengizinkannya pergi, belum tentu Erlin demikian. Jamien ikut menoleh melihat kedatangan istrinya, tahu bahwa sang istri pasti menginterogasi Emely, pria itu pun bangkit berdiri tuk menghampiri istri tercintanya. “Lin, sudah mengurus tamannya?” Jamien ingat jika sore ini Erlin ingin menata taman samping agar lebih indah. Erlin mengangguk kecil sebagai balasan. Emely menatap ibunya sambil menyengir. “Ibu, aku ingin pergi ke pesta Selina.” “Apakah sudah memberitahu Evner kalau kau akan pergi?” tanya Erlin. Emely menggeleng pelan, ia tak mungkin memberitahu Evner atau dirinya akan dilarang untuk datang ke sana karena matenya sangat protektif terhadapnya. “Eme lebih baik katakan padanya, kau pasti tidak lupa dengan kejadian beberapa hari yang lalu. Ibu tidak ingin ada keributan di antara kalian,” lanjut Erlin. Kepalanya sering pening jika mendapat aduan dari Evner mengenai kelakuan Emely, keduanya sering bertengkar dan Erlin lah tujuan Evner mengadu. Emely menatap ayahnya memberi kode, Jamien langsung paham seketika. “Sayang, ini hanya pesta anak muda. Mereka hanya ingin bersenang-senang menikmati masa mudanya, biarkan saja Emely bermain dengan teman-temannya.” Jamien membujuk rayu istrinya. Ia adalah kepala rumah tangga, tapi seringkali takut dengan istrinya sendiri jika sudah berseberang pendapat. Erlin ganti menatap Jamien dengan pandangan datar. “Jamie, aku tidak melarang Emely bermain. Tapi kau tahu sendiri bagaimana sifat calon menantumu itu, Evner pasti akan membuat keributan jika Emely pergi begitu saja.” “Bu, sekali ini saja ya. Eme janji untuk selanjutnya pasti akan memberitahu Evner, ku mohon.” Emely menangkup kedua tangannya ke depan, memohon pada ibunya agar kali ini ia dibiarkan pergi tanpa memberitahu Evner. “Sayang, kasihan Emely.” Jamien ikut berbisik. “Baiklah-baiklah, jaga dirimu dan jangan pulang hingga larut malam.” Akhirnya Erlin mengalah, ia juga tidak tega jika melihat Emely memohon-mohon padanya seperti ini. “Yes, Eme sayang sama ibu.” Emely juga mendaratkan kecupan di pipi ibunya. Setelah berkata demikian, gadis itu pun langsung berlari menjauh dari singgasana ayahnya, sudah ada Olivia yang menunggunya di depan. “Lama sekali,” keluh seorang gadis yang berusia satu tahun di bawah Emely. “Ada ibu yang sempat menginterogasi diriku, beruntungnya bisa diizinkan.” Emely menghela napas lega. “Luna Erlin melarangmu pergi?” tanya Olivia, ia adalah anak gadis dari Tian dan Viclean. “Bukan begitu, ibu memintaku memberitahu Evner.” “Lalu?” “Lalu aku memohon padanya dan dibantu oleh ayah, akhirnya di sini lah aku berada.” Emely bersedekap tangan sambil menaik turunkan alisnya. “Baiklah, ayo kita pergi.” Terlahir dari pasangan rogue, Olivia tentunya memiliki darah rogue murni yang ia dapatkan dari ayah dan ibunya. Kedua gadis muda itu berjalan melewati hutan untuk menghadiri pesta, pack milik Selina merupakan salah satu kawasan yang ditaklukkan oleh Jamien saat peperangan. Jaraknya cukup dengan dengan Klan Black Rogue, hanya menempuh perjalanan sepuluh menit dengan melesat maka mereka akan sampai. Dentuman musik sekaligus hingar bingar suara terdengar bergemuruh, pesta yang diadakan oleh putri dari Redmoon pack itu menyita perhatian para anak muda hingga mereka tertarik untuk hadir. Emely dan Olivia sudah tiba di sana, mereka terperangah dengan dekorasi pesta ini. “Eme,” pekik Selina yang juga sedang bersama dengan Grace. “Kau berkata ini pesta sederhana, tapi menurutku ini sangat mewah.” Emely agak memperkeras suaranya agar tidak teredam oleh dentuman musik. Selina tertawa lebar. “Hahaha, ini bukan apa-apa.” “Hai Olivia,” panggil Grace. “Aku turut hadir di sini karena diajak oleh Emely, kalian tidak keberatan kan?” Olivia tidak terlalu dekat dengan Selina dan Grace, ia mengenal mereka pun dari Emely. “Semua orang bisa datang ke pesta ini, jangan sungkan-sungkan.” Selina menimpali. “Terima kasih.” “Ayo, kita ke lantai dansa dan bersenang-senang.” Selina menarik tangan Emely, sedangkan Grace juga mengajak Olivia untuk bergoyang di tengah aula itu. Orang yang hadir di sini hampir semuanya adalah anak muda, mereka menikmati pesta bebas ini untuk menyegarkan otak. Sementara itu di pintu masuk, Dominic sudah hadir di sana bersama dengan kaki tangan kepercayaannya—Yohanes. Pria itu mengenakan jubah panjang berwarna perpaduan hitam dan merah, cukup kontras dengan para tamu yang datang karena kebanyakan anak muda akan mengenakan pakaian modern. “Ini yang kau maksud pesta? Musik berisik yang menyakitkan telinga.” Dominic mendengus kecil, ia memang kurang suka dengan suasana berisik karena sangat sensitif ditelinganya. “Maaf tuan, seperti ini lah pesta bebas anak muda.” Dominic tidak peduli dengan jawaban yang dilayangkan Yohanes, kedatangannya ke sini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah bangkit dari tidur panjangnya. Ia melenggang masuk ke dalam, semakin dekat dengan titik pesta maka semakin pula telinganya berdengung akibat musik yang sangat keras dan tidak enak didengar itu. Ada pula sekumpulan anak muda yang berjoget sambil meneguk minuman. “Sel, kau lihat di sana.” Grace yang pertama kali menyadari kehadiran Dominic, ia segera menyenggol bahu Selina untuk memberitahu. Mata Selina mencermati sosok itu, tak lama kemudian matanya membelalak kaget. “Bukankah ia adalah Lord Dominic yang tertidur selama beberapa tahun, ia berada di sini tandanya sudah dibangkitkan dari tidur panjangnya.” “Tidak salah lagi, itu adalah Lord Dominic.” “Aku akan memanggil ayah terlebih dulu, kedatangan Lord Dominic ke sini pasti bukan karena pesta muda kita.” Selina bergerak cepat untuk memberitahu ayahnya. Ia juga takut dengan Dominic yang dikabarkan mempunyai kemampuan ilmu tinggi, bagaimana jika pria itu tiba-tiba menghancurkan pack kecilnya ini? Tak lama kemudian Alpha Rodriguez pun tiba, awalnya ia tidak percaya dengan perkataan putrinya yang mengatakan bahwa Lord Dominic datang ke sini, baru setelah melihat dengan mata kepala sendiri ia sangat terkejut. “Lord Dominic, ini benar-benar Anda?” Bahkan dari nada suara Rodriguez pun sangat segan dengan keberadaan pria berdarah campuran demon dan lucifer itu. Dominic menyeringai kecil. “Sebuah kebetulan yang luar biasa bisa bertemu dengan Alpha Rodriguez, ada hal penting yang ingin ku diskusikan denganmu.” Benar apa kata putrinya, kedatangan Dominic ke sini tidak mungkin untuk ikut serta acara pesta tak bermanfaat ini. “Baiklah, silakan ikut ke ruangan pribadi saya.” Rodriguez menunjukkan jalan pada Dominic. Sesekali matanya melirik pada Selina yang harap-harap cemas dengan keselamatan ayahnya, entah apa tujuan tersembunyi dari Lord satu ini. “Kau tunggu lah di sini dan amati sekitar,” bisik Dominic pada Yohanes. “Laksanakan, Lord!” Rodriguez berjalan terlebih dulu lalu disusul oleh Dominic di belakang, beberapa detik kemudian semilir angin menerbangkan rambutnya dan sejurus kemudian aroma harum tercium di indra penciumannya. Dominic menghentikan langkahnya sejenak, hal itu membuat Rodriguez penasaran. “Ada apa, Lord?” Tidak langsung menjawab, Dominic justru menatap ke aula yang dipenuhi oleh muda-mudi di sana, matanya menangkap pergerakan kecil dari gadis bergaun biru yang tengah berbincang dengan temannya. “Siapa dia, aura darah campurannya begitu kuat.” Dominic menunjuk Emely dengan dagunya. “Itu adalah Nona Emely, putri dari Alpha Jamien dan Luna Erlin, dalam dirinya mengalir tiga darah campuran.” Dominic seperti tidak asing dengan nama Jamien, mungkinkah tidak sadar selama bertahun-tahun membuat otaknya melupakan nama seseorang? “Tiga darah campuran?” “Benar. Darah demon, werewolf dan juga manusia.” jelas Rodriguez. Dominic menautkan keningnya, “Ia memiliki darah demon juga?” “Ya, karena Alpha Jamien adalah sosok berdarah campuran pula, antara werewolf dan juga demon.” Dominic berpikir keras, Jamien dan Demon, ia benar-benar tak asing. Tak lama kemudian otaknya mencerna dengan cepat, ia ingat sekarang! Jamien adalah sosok yang mempunyai kekuatan hebat dan disinyalir menjadi penguasa bangsa demon, tapi pria itu lebih memilih fokus pada bangsa werewolf. “Tiga darah campuran, gadis yang unik.” Bibir Dominic mengulas senyum samar, matanya menatap tajam pada Emely yang masih asyik berbincang dengan Selina dan Grace.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN