BAB 18 || ANCAMAN

1916 Kata

Arthur turun dari kamarnya disambut dengan senyuman manis dari istrinya yang tengah membaca majalah di ruang tengah. Arthur menghampiri Tabitha dan mengecup puncak kepalanya. "Aku berangkat," ucap Arthur. " Hati-hati," ujar Tabitha yang dibalas anggukan Arthur. Tak lama berselang setelah kepergian Arthur seseorang menekan bell mansionnya. Seorang maid sedikit berlari untuk menghampiri si pelaku. Namun Tabitha menghentikannya. "Biar aku saja," ucap Tabitha diikuti anggukan dari maid itu. Ia pun mendekati pintu utama Mansion. "Siapa_" "Clark," sela pria itu. "Ngapain lo disini?" "Mau main lah emang nggak boleh mampir ke rumah orang?" "Yaudah masuk." Saat ingin memasuki ruang tengah Clark sedikit terkejut saat ia menolehkan kepalanya ke samping kanan dimana sebuah taman terlihat m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN