"Zelda,Singkirkan karya senimu dari meja dapur!" Aku merasa ngeri mendengar nada tajam Luther. Sepertinya dia sudah kembali pada sisi Luther yang aku kenal. Lagipula sejujurnya aku tidak mengharapkan dia akan pulang secepat ini. sebab aku masih butuh dia untuk mengurus apartmentku yang berantakan tanpa perlu berpeluh. Aku memang semalas itu, sekalinya aku melakukan hal semacam itu sendirian. Biasanya aku sendiri selalu punya waktu satu jam untuk membereskan barang-barang yang sejak kemarin memang berantakan. Dan sebagai seorang tamu yang telah berbuat tidak senonoh kemarin, aku takjub dia nampak tidak mengungkit masalah apapun. Sebab jujur saja kami tidak berbuat lebih jauh lagi setelah itu. Dia menghentikanku setelah dia keluar hanya dengan cumbuanku. Sambil menghela nafas, aku mendoron