Saira tidak menyangka bahwa Gara mengikutinya sampai ke rumah. Ketika ia baru saja akan membuka pagar rumah, di sana Gara baru saja turun dari mobilnya dan berjalan menyusul Saira. Memang sih, setelah Gara selesai mengobati luka kecilnya tadi, pria itu berkata ingin mengantar Saira sampai rumah. Namun Saira menolaknya karena tidak mungkin meninggalkan motornya di tengah jalan, apalagi jarak rumahnya memang sudah dekat. "Ngapain di sini?" Saira nyaris memekik. "Nggak boleh?" jawab Gara santai seraya memasukkan tangannya ke dalam kantung celana. Saira pun mendesah pasrah. Ia lantas membiarkan saja Gara ikut masuk. Rasanya memang tidak sopan mengusir laki-laki itu. Kening Saira mengerut ketika melihat sebuah sepeda motor yang tak asing ada di teras rumahnya. Milik Vidi. "Itu dia. Sairanya