CHAPTER: 7

795 Kata
Sandiwara adalah permainan Perselingkuhan adalah dosa Maka pernikahan ini Adalah dosa permainan Lesbi And Gay Irina memeluk boneka bayinya sambil mengelus lembut rambut bonekanya seakan itu adalah bayinya sendiri dan sandiwaranya mampu menipu dokter fina percaya dan menatap kasihan dirinya. Irina benci di kasihani namun kalau ia di kasihani bisa membuat Alex tetap berada di sisinya maka Irina akan melakukannya. "Irina bagaimana kondisimu dan bayimu?," tanya Fina menatap Irina membuat Irina menoleh dan menatap tajam Fina. Fina bahkan langsung ketakutan saat melihat tatapan mata tajam yang sama tajamnya dengan milik Alex saat menatapnya saat Irina menatapnya bahkan Ia langsung mengira Irina sebenarnya waras saat melihat tatapan tajam itu namun Irina langsung menggantikannya dengan mata berbinar-binarnya khas anak kecil membuat Fina menarik kembali opininya. "Bayiku dan aku tidak baik," jawab Irina cemberut sambil menatap Fina dan bonekanya bergantian. "Kenapa tidak baik? Memangnya kau dan bayiku kenapa?," tanya Fina menerapkan terapi psikologinya ke Irina. "Ada bayi lain yang akan masuk ke dalam rumah ini," jawab Irina dengan nada dinginnya menatap kosong ke depan. Dokter Fina bahkan tidak bisa bernafas dengan benar saat mendengar jawaban Irina namun ia berusaha bersikap biasa saja mengingat Irina sakit jiwa mungin itu imajinasinya lagi. "Kau tahu dokter aku dan bayiku menangis saat melihat hal itu mereka membohongi kami, mereka menipu kami, mereka mengatakan di depan kami bahwa mereka sayang kami dan ingin yang terbaik untuk kami namun nyatanya mereka malah bersama meninggalkan kami," ucap Irina dengan nada sedih. "Mereka itu siapa Irina?," tanya dokter Fina berusaha tetap tenang. "Kau dan Alex." Dokter Fina menatap tak percaya pada Irina yang sedang menatanya dengan tatapan polosnya yang malah menakutkan. "Kau dan Alex tidak mungkin melakukan hal seperti di film itu kan?," tanya Irina kembali dengan nada anak kecil menunjuk TV besar di depan mereka yang menyala dan menampilkan wanita dan pria sedang bercinta. Dokter Fina langsung mencari remot TV itu dengan keringat mengucur dan tangannya bahkan gemetaran saat menyentuh tombol remot itu. "Maaf Irina sepertinya terapi hari ini cukup di sini saja, aku pamit pulang," ucap dokter Fina langsung mengambil tas hitamnya dan pergi dengan keringat dingin di dahinya. "Kau suka bermain api dengan suamiku namun timgkahmu seperti dokter alim," ucap Irina lalu membuang boneka mainannya dengan kasar. Irina keluar dari kamarnya dan melihat Alex dan Fina yang sedang serius bicara bahkan Alex tidak hentinya menatap tajam Fina membuat Irina yakin bahwa Fina sedang menceritakan kejadian tadi. "Dasar jalang pengadu," ucap Irina pelan lalu menyiapkan dirinya untuk ber akting. "ALEX!," teriak Irina gembira lalu berlari menuruni tangga membuat Alex dan Fina menoleh ke atas dan menatapnya. Alex menatap khawatir Irina yang berlari tidak melihat jalan lalu berlari menghampiri Irina dan Irina pun langsung memeluk Alex dengan erat menatap tajam Fina membuat Fina yakin bahwa Irina waras dan tahu tentang hubungan gelap dirinya dan Alex. "Kau lama sekali pulangnya aku dan bayi kita menunggumu, kau tahu kan aku dan bayi kita tidak bisa jauh darimu," ucap Irina lalu melepaskan pelukannya dan menatap polos Alex. "Tadi ada urusan mendadak di kantor jadi aku tidak bisa di rumah, bagaimana keadaanmu," ucap Alex mengelus lembut rambut istrinya dan mencium bibir Irina dengan lembut tadinya Ia hanya ingin sekilas namun Irina malah menarik kepalanya dan melanjutkan ciumannya dengan penuh nafsu. Dokter Fina tidak sanggup melihat ciuman Irina dan Alex membuat ingin pergi meninggalkan keduanya namun Irina berteriak memanggil. "Dokter Fina." Fina menoleh ke belakang dan berusaha tersenyum lalu membalikkan badannya menatap Irina dan Alex dengan senyum yang Ia paksakan. "Di luar hujan dan sekarang sudah malam sebaiknya kau menginap semalam di sini dari pada pulang akan sangat membahayakan diri mu," ucap Irina menatap kasihan dokter Fina walaupun ia membenci dokter Fina namun ia tidak akan tega membiarkan siapa pun celaka. "Ti.... Tidak perlu a... Aku.. "Irina benar lebih baik kau di sini saja dulu semalam lagi pula banyak kamar kosong di sini," ucap Alex menatap tajam dokter Fina dan Fina tahu artinya ia tidak boleh membantah lagi "Baiklah," balas dokter Fina pasrah lalu Alex meminta pelayan menunjukkan kamar kosong untuk dokter Fina. "Alex gendong," ucap Irina manja merengek minta di gendong seperti anak kecil dan merentangkan tangannya membuat Alex gemas lalu menggendong Irina ala brial style. "Alex tampan, Alex hanya milik Irina," ucap Irina memeluk leher Alex dan tersenyum membuat senyum ikut terbit di bibir Alex. "Kau Cantik dan hanya aku yang boleh memilikimu dan menyentuhmu Irina," ucap Alex mencium kening Irina lalu mereka masuk ke kamar sambil tertawa dan bercanda tidak menyadari bahwa dokter Fina masih di depan pintu kamarnya menatap keduanya dengan tatapan terluka lalu mengelus perut ratanya dengan lembut. "Maafkan ibu sayang yang tidak bisa memberikan sosok ayah yang hangat dan mencintaimu dengan segenap hatinya, kau harus merasakan amarah dan tatapan tajam ayahmu," ucap dokter Fina lalu memasuki kamarnya berusaha mengusir bayangan Alex dari pikirannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN