Gavin bingung dengan kejadian tadi sore yang membuat hatinya tidak nyaman, sampai setelah selesai sholat Isya berjamaah dimasjid, akhirnya Gavin membulatkan tekad. Di tengah kebingungannya, Gavin akhirnya memutuskan untuk mendekati pamannya. Sebetulnya untuk sekarang ini, apa lagi setelah melihat bagaimana wajah asli Ardan saat marah beberapa hari yang lalu. Gavin lebih nyaman bicara dengan Aruna. Tapi, dia sadar, Aruna bukan lagi adiknya sekarang, tapi, seorang istri. Dia harus mulai jaga jarak, karena adiknya telah menjadi hak pria sudah menjadi suaminya. TOK TOK TOK ''Om, Gavin mau ngomong...'' ''Masuk, Vin!'' Setelah mendengar aba-aba, Gavin membuka pintu kamar Ardan kemudian duduk di atas tempat tidur Ardan. ''Kenapa Vin?'' tanya Ardan yang sibuk di atas meja belajarnya memperhat